2. -- Accident : Cochin Hospital --

10.8K 540 21
                                    

*******

Aldebaran sedang berjalan di sebuah jalan yang tidak terlalu besar di dekat hotel tempatnya menginap.

Jalanan cukup ramai dengan orang yang lalu lalang di sekelilingnya, juga beberapa mobil yang melaju dengan kecepatan normal.

Ia hendak membelikan buah segar untuk Andin, juga beberapa potong kue yang sama, dengan yang Andin makan kemarin, kue yang kata Andin sangat enak dan ia mau makan kue itu satu kardus.

Meski hanya bergurau namun tentu, Aldebaran akan menurutinya, meski tidak satu kardus penuh seperti mau Andin,

Namun karena Aldebaran sudah berubah menjadi Aldebucin, jadi apapun yang istri nya mau, dan ia bisa berikan, pasti akan ia berikan.

Aldebaran sedang menyebrang jalan, ia yakin lampu sedang merah, beberapa kendaraan berhenti, tapi tidak dengan satu mobil yang tiba-tiba menghantam tubuhnya, membuat ia terpental beberapa meter dari tempat nya berdiri sebelumnya.

Semua orang berteriak, ia dengar sayup-sayup seorang memanggilnya, seperti suara Andin, namun... tidak... ia tidak sadar diri setelah itu

****

Andin sedang di depan sebuah ruangan di Cochin Hospital Paris, di dalam ruangan itu terbaring seorang pria yang beberapa jam lalu berjanji hanya akan pergi sebentar.

Entah kenapa, perasaan Andin sangat gelisah menunggu suaminya kembali, maka ia ada disana, saat melihat seorang pria terpental sebab sebuah mobil yang menabrak nya.

Andin berlari, bahkan ia lupa pesan Aldebaran untuk tidak melakukan apapun yang bisa membuat resiko dia terjatuh menjadi lebih besar. Yang ia tau, suami nya butuh bantuannya.

Beruntung, ada satu pemilik toko yang membantu nya menelfon Ambulance untuk segera membawa nya dan Aldebaran ke rumah sakit.

"I can not say thanks enough for this, sir. God bless you" ucap Andin setelah para petugas medis membawa tubuh suami nya masuk ke dalam ambulance itu.

Ia berterima kasih sebab di negara yang bukan kapasitasnya, ia masih menemukan orang baik seperti si pemilik toko itu.

Andin masih berada disana, dengan kekhawatiran yang menyergap perasaannya. Sang suami belum juga siuman, Al masih dalam kondisi seperti semula saat ia di bawa kesini. "Aku harus gimana?" batin Andin..

ia masih melipat kedua tangannya di dada, dengan sesekali menggigit ujung kukunya sebab rasa cemas yang datang. Ia bahkan tak kuasa untuk duduk tenang.

*****

Andin sedang di lorong rumah sakit, ia sedang mencoba menenangkan dirinya, kedua telapak tangannya sedang berusaha menenangkan dirinya sendiri, ia menggosokkan nya ke kedua lengannya.

Ia terus berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang, Aldebaran belum juga terbangun, membuat gadis itu semakin cemas.

Ia memandangi tubuh suaminya dari balik pintu kaca "Bangun dong mas" ucapnya lirih

Tak lama dari itu, seorang perawat memberi tahu Andin, bahwa suami nya sudah bisa di jenguk karena kesadarannya yang sudah normal meski belum terbangun.

Andin masuk kesana. Kini ia berdiri di samping suaminya yang masih menciuminya pagi tadi, namun kini sedang berbaring lemah tak sadarkan diri.

Ia duduk di kursi yang berada tepat di sebelah ranjang rumah sakit, Andin menggenggam tangan suami nya, menciuminya berkali-kali, dengan tatapan sendu nya, juga matanya mulai basah

"Enggak, jangan nangis ndin, jangan nangis" ucap gadis itu

"Mas, kamu kenapa kayak gini sih, aku kan udah bilang jangan kemana-mana. Kenapa kamu gak nurut"

SECRET 1 : Story Before DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang