3. -- I Am Waiting For You --

8.9K 572 35
                                    

************

Manusia tidak pernah tau apa yang Tuhan rencanakan. Terlalu banyak air mata yang pernah jatuh, air mata yang di tutup dengan senyum manis di pagi hari nya.

Luka yang di balut dengan tawa serta kalimat-kalimat menyakitkan yang menyayat jiwa. Andin telah melewati banyak hal hingga sampai di titik menemukan bahagia.

Dengan cara yang sangat aneh dan bisa di katakan sedikit berbeda, ia bertemu dengan seseorang yang akhirnya berhasil mengambil seluruh hidupnya, di sebuah ruangan CEO yang AC nya sedikit tidak berfungsi jika pintunya sudah di tutup.

Dengan kata lain, ya.. begitulah, seperti yang sudah sama-sama kita semua tau. Seorang pria yang akan menjadi satu-satunya lelaki di dunia ini penyandang nama 'papa' untuk anak-anaknya.

"Gimana keadaan kamu ndin?" Raisa membelai lembut punggung menantu nya itu.. Andin yang masih terisak dengan sedikit sesegukan sepertinya kini mulai sedikit tenang..

Raisa meminta Andin duduk kembali, bersama dia di sebelahnya. Raisa menggenggam erat tangan Andin mencoba membuat gadis itu lebih tenang.

"Udah.. jangan nangis terus dong kamu, mama gak mau kamu kenapa-napa juga"

"Tapi mas Al ma...."

"Iya mama tau, mama juga khawatir tapi Aldebaran pasti gak apa-apa. Percaya sama mama"

Andin menyandarkan kepala nya ke pundak mama mertua nya itu, lalu mengusap air matanya dengan punggung tangan

"Kamu sudah bicara dengan dokter?" tanya Raisa
"Udah ma"
"Apa katanya?"

"Kata Dokter, gak ada luka yang serius, cuma mungkin karena mas Al sempet kelempar gitu, jadi di beberapa bagian tubuhnya ada memar ma. Dan dokter juga udah meriksa mas Al, gak ada cidera dalam yang parah"

"Alhamdulillah kalau gak ada yang parah"
"Tapi mas Al belum sadar ma... kenapa ya. Aku khawatir banget ma"

"Mungkin itu efek obat dari dokter biar Aldebaran bisa istirahat. Jangan terlalu cemas ya.."
"Iya ma"

"Gimana kandungan kamu? Udah periksa ke dokter juga atau belum?"

Andin menggeleng pelan.. "Aku baru tau aku hamil ma.. terus pas pulang jalan-jalan.. Mas Al tiba-tiba keluar lagi, katanya mau beli sesuatu buat aku.."

"Terus..."

"Abis itu perasaan aku gak enak, aku niatnya mau nyari mas Al ke bawah. Tapi tiba-tiba aku liat mas Al ketabrak mobil"

Raisa menghela nafas panjang. Ia tetap mencoba tenang di tengah perasaannya yang sebenarnya juga sudah tak karuan. Namun ia tau, ia adalah penguat Andin saat ini.

============

Andin duduk di tepi ranjang Aldebaran, ia masih menatap wajah yang sendu itu, wajah yang matanya masih terlelap, entah sedang apa pria itu di bawah alam sadarnya yang jelas Andin ingin sekali pria itu segera bangun dan menatap matanya lagi.

"Mas, aku nunggu kamu" ucap Andin lirih
"Ada mama mas disini, mama nungguin kamu juga. Sekarang kita bertiga nungguin kamu"

Andin menyeringai, ia tersenyum kecut, senyuman yang menyayat hati, senyuman masam yang di hiasi dengan bulir bening dari kelopak matanya.

"Kamu gak tanya mas, yang satu nya siapa?"
"Ini mas, di dalam sini..." Andin membelai perut nya lalu mengusap air matanya yang jatuh.

"Anak kamu lagi nungguin kamu mas"

"Papa... kok papa lama banget sih bangunnya, aku udah nungguin ini" Andin berbicara dengan sedikit mengubah suara nya, terdengar seperti suara anak kecil sungguhan

SECRET 1 : Story Before DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang