"Jadi, lo yang dorong Navya dari tangga? Iya?!"
Michelle mengerjap takut saat Raga tanpa diduga membentaknya tepat di hadapan Navya. Michelle jadi merutuki dirinya sendiri, seharusnya ia tidak usah ke rumah sakit tadi. Seharusnya ia pulang.
"Aku bisa jelasin, Ga," lirih Michelle.
"Apa yang lo mau jelasin, Michi?! Lo penjahat!" tunjuk Raga marah.
Setelah mendengar semua kronologi dari Navya. Raga jadi naik darah, apalagi saat tahu bahwa Michelle adalah dalangnya.
"Gue muak liat lo, Michi. Mulai sekarang, kita putus!" tegas Raga membuat Michelle membulatkan mata sempurna.
"Enggak!" Michelle menggeleng kuat. Matanya memanas. "Aku enggak mau putus, Ga. Aku cinta kamu, Ga. Aku mohon, kasih aku kesempatan. Aku ngaku, aku salah, Ga. Tapi aku mohon, jangan putusin aku, hiks." Tangisan Michelle pecah, ia berusaha meraih tangan Raga untuk memohon padanya, namun ... Raga menjauh.
Raga enggan dekat-dekat dengan Michelle lagi. Kesalahan terbesar Raga adalah termakan dan terhasut omongan Abhisar untuk selingkuh. Dan sial, Raga malah memilih selingkuh dengan gadis seperti Michelle. Raga jadi merutuki dirinya sendiri, andai saja waktu bisa diulang, Raga tidak mungkin memperkeruh keadaan dan hubungannya dengan Navya.
"Pergi!" usir Raga pada Michelle keras.
"Enggak! Aku enggak akan pergi, Ga. Aku enggak mau putus dari kamu, hiks...."
Michelle roboh, ia bersimpuh di hadapan kedua kaki Raga. Navya yang menyaksikan itu hanya membuka mulutnya sedikit, tidak percaya bahwa Michelle akan merendahkan harga dirinya hanya karena Raga.
Michelle memeluk salah satu kaki Raga. Membuat cowok itu membeku, dengan arah mata terarah ke bawah. Raga jadi tidak tahu harus apa.
"Ga ... hiks. Jangan putusin aku, aku mohon." Tangisan Michelle kian pecah, sekarang ia tidak peduli bahwa harga dirinya sudah rendah atau bagaimana pun.
Michelle sudah berjanji tidak akan melepaskan Raga apalagi dilepaskan Raga dihadapan Navya seperti ini.
"Kamu udah janji di depan kedua orangtua aku, Ga. Kamu janji bakal terus sama aku, tapi apa? Kamu mau putusin aku? Enggak Ga, enggak!" Michelle mengguncang kaki Raga.
Navya tertohok sebentar, mendengar kata 'orangtua'. Jadi, Raga pernah dikenalkan kepada kedua orangtuanya Michelle tanpa sepengetahuan Navya.
Dulu, pas kedua orangtua aku masih ada, kamu selalu nolak buat aku kenalin, Ga. Tapi, kenapa sama orangtuanya Michi kamu mau? Padahal, hubungan kamu sama Michi masih seumur jagung, batin Navya.
"Ga! Jangan putusin aku, hiks..." Michelle kian merintih, namun sama sekali Raga minat untuk mengindahkannya.
"Pergi, Michi! Pergi!" usir Raga lagi, semakin keras.
"Michi, pergi!" Kini giliran Navya yang mengusir. "Kamu enggak budeg, 'kan? Raga udah putusin kamu, Raga juga udah usir kamu. Harusnya kamu tau diri, pergi dari sini. Jangan mempermalukan diri kamu sendiri, Michi!" tegas Navya.
Michelle angkat wajah. Wajahnya memerah padam. Tidak terima dengan semua ucapan. Navya barusan. Jika saja Michelle mau, pasti Michelle akan melakukan tindak kejahatan lagi pada Navya.
Mentang-mentang ada Raga, lo berani ngelawan gue, Nav. Liat aja, gue akan hancurin lo! batin Michelle geram.
"Bangun Michelle dan angkat kaki dari sini!!!" bentak Raga jengah.
Michelle dengan amarah yang menggebu akhirnya bangkit. Menyeka air mata yang membasahi wajahnya. Tatapan Michelle begjtu tajam, menayal Raga dan Navya secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❝Navya itu seperti lilin. Dia rela membakar dirinya sendiri, demi menerangi hidup Raga.❞ Dijadikan pacar dengan lebel 'pembantu' oleh Raga? Navya tidak masalah. Dijadikan bahan pelampiasan amarah oleh Raga? Navya...