D U A P U L U H L I M A

5.4K 326 0
                                    

"NAVYA INI KOK GAYUNGNYA BOLONG?!"

Pagi-pagi sekali, Navya yang baru saja membeli sarapan langsung dikejutkan dengan teriakan Raga di dalam kamar mandi.

"Kenapa Ga?" Navya berjalan menghampiri, mengetuk pintu kamar mandi, dimana Raga berada.

"Ini gayungnya bolong, gimana gue mandi?!"

"Bisa kok Ga, tadi aja aku bisa. Cepetan mandi Ga, kita sarapan," pesan Navya.

"Sarapan apa?"

"Nasi kuning, aku beli di depan," kata Navya.

"Bersih gak?"

"Bersih."

"Enak gak?" tanya Raga lagi.

Untuk pertanyaan satu ini, Navya bingung harus jawab apa. Ia tidak tahu, apa nasi kuningnya enak? Pasalnya, Navya baru pertama kali membelinya.

"NAVYA! JAWAB!" Raga menyemburkan air ke pintu, membuat Navya terperanjat kaget.

"En-nak Ga, enak. Aku udah makan. Enak kok, aku yakin kamu suka," jawab Navya kemudian.

"Yaudah, bentar lagi gue selesai mandi."

"Oke, aku tunggu di ruang tengah." Navya bergerak pergi, kembali ke ruang tengah untuk menyajikan sarapannya.

Sarapan yang menurutnya, sudah lebih dari cukup. Nasi kuning, dengan wadah kertas nasi. Kerupuk yang dipisah di kantong plastik. Navya tidak tahu, apakah Raga akan suka atau tidak. Tapi, Navya berharap Raga suka.

***

"Besok-besok kalau cari sarapan cari yang bener! Jangan nasi kuning kayak tadi, enggak enak! Kotor! Mana jorok ada rambut!"

Sedari tadi, sepanjang koridor kelas, Raga terus mengomeli Navya. Harapan Navya supaya Raga suka nasi kuningnya, raib. Raib karena menurut Raga nasi kuningnya, tidak enak. Kotor. Bahkan, tadi ada rambut. Dan Navya tahu, itu rambut Raga sendiri.

"Masuk kelas sana, mumet gue liat muka lo!" suruh Raga saat ia berhasil mengantarkan Navya di depan kelas.

Navya terus menunduk. "Maaf ya, Ga. Gara-gara aku, kamu jadi enggak sarapan."

"Ck, gak usah minta maaf, harusnya lo pikir!" Raga menoyor kepala Navya kasar. "Awas kalau besok-besok beli lagi! Gue sumpel ke mulut lo Nav!" ancamnya. Melenggang pergi begitu saja, meninggalkan Navya yang masih terpekur.

***

"Bu batagor kuahnya satu porsi Bu!"

"Eh anjir, gue dulu!"

"WOY YANG DEPAN MAJU DONG!"

"Eh anter anjir! Nerobos terus!"

Begitulah kebisingan yang terjadi jika di kantin, tepatnya saat jam istirahat. Semua murid berhambur untuk mengisi amunisi. Karena hendak membeli batagor, Navya harus terjebak diantara antrean penuh dan sesak ini. Tubuhnya sesekali terdorong ke depan, karena rusuhnya murid cowok yang mengantre dari belakang.

"Ihh ada pencuri, males ah. Mending jajan yang lain, kalau antre bareng, takut uangnya dicuri juga." Salah satu murid perempuan yang hendak mengantre membeli batagor, tiba-tiba mencibir, dan mengurungkan niatnya saat melihat Navya.

Para antrean murid di stand batagor langsung menatap Navya serempak.

"Lo kan ya, yang nyuri dompet Michi kemarin? Enggak malu nyuri dompet sahabat sendiri?" Salah murid perempuan yang lain ikut-ikutan.

"GAES HATI-HATI GAES! PENCURI ADA DI SEKITARAN KALIAN! JAGA UANGNYA YA, PENCURINYA PINTER!" Salah murid perempuan paling ujung berteriak, mengumumkan.

RAGA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang