EXTRA PART III

8.5K 333 11
                                    

Happy Reading

____

20.00

"Ada apa mama ajak aku ke sini?," tanya Atlaska dengan sedikit ketus.

Dia masih mengingat kejadian tadi pagi, Bulan sudah menceritakan tentang semua masalah yang ia hadapi selama satu minggu pernikahan, "Mama minta maaf,"

"Mama minta maaf udah nyuruh Bulan gak memenuhi tugas nya menjadi seorang istri, mama minta maaf karena mama egois, mama minta maaf karena mama selalu membuat Bulan merasa terbebani, mama minta maaf sama kamu karena mama telah membuat rumah tangga kalian hampir berantakan,"

Bella menghembuskan nafas perlahan lalu menatap Atlaska, menatap dengan penuh cinta, menatap Atlaska seolah tidak rela dan tidak mau kehilangan, "Mama tau mama salah, tapi mama minta maaf. Mama minta maaf karena lagi-lagi ego mama memaksa untuk keluar," Bella tertunduk dengan air mata yang mengalir deras.

Atlaska menatap mama nya dengan tatapan tak percaya, ingatkan Atlaska untuk tak membentak orang yang ada di depan nya saat ini, "Aku gak percaya sama apa yang mama bilang. Kenapa mama tega? Padahal mama tau siapa yang paling tersakiti kalo kayak gini, apa mama gak mikirin perasaan Bulan?,"

Mengusap wajah kasar lalu bertanya, "Kenapa mama nyuruh Bulan supaya gak memenuhi kewajiban dia sebagai seorang istri?,"

Dia mencoba sabar walau hati nya bergejolak ingin menghancurkan seluruh isi ruangan ini, "Mama gak tau, mama gak suka kalo kamu pergi jauh dari mama. Mama merasa bersalah karena gak manjaain kamu waktu dulu, mama ngerasa kalo mama harus ngulang waktu agar mama sama kamu bisa ngehabisin waktu berdua,"

"Mama gak suka kalo kamu lebih mentingin Bulan daripada mama," ungkap Bella yang membuat Atlaska mengeram tertahan, "Ma, mama tau kan kalo aku gak bakal tinggalin mama, mama juga harus nya paham sama posisi aku sekarang, aku suami Bulan,"

"Mama minta maaf hiks...," akhir nya satu isakan lolos dari mulut Bella, dia menahan tangis sedari tadi, dia salah. Dia egois, dia tidak pernah memikirkan perasaan Atlaska.

Selama ini yang dia pikirkan hanyalah kemauan nya saja, pantas saja Gevan lebih memilih cerai dari diri nya, "Harus dengan apa supaya kamu maafin mama? Hiks...,"

Pria itu mengatur nafas nya yang mulai menderu keras, "Cukup mama minta maaf sama Bulan itu udah cukup, aku gak mau lihat Bulan sedih lagi. Mama juga tau kan kenapa aku selalu nungguin Bulan?,"

"Kalo mama gak mau minta maaf sama Bulan aku gak masalah, toh juga aku udah ngelakuin apa yang seharusnya aku lakuin dari dulu,"

Mata Bella membesar, dia kaget dengan apa yang di katakan dengan Atlaska, "A-apa?,"

"Mama gak usah kayak gitu, ini kan memang tugas aku. Aku udah capek di jadiin boneka, aku capek harus nurut apa kata mama,"

"Aku gak mau jadi anak durhaka, tapi sifat mama yang kelewat batas udah buat aku marah," lanjut pria itu.

"Aku pulang, mama jaga kesehatan. Masalah ini aku anggap kelar, dan aku mohon sama mama jangan buat kesalahan yang sama lagi, ingat ma, aku akan tetap selalu ada di sisi mama sampai maut menjemput kita. Yang perlu mama tau, tanggung jawab seorang anak lelaki akan terus tertanam di dalam tubuh mama nya,"

ATLASKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang