ATLASKA [Completed]

36: Maaf

[LASKAR]

SATU JIWA TANPA BATAS

Jangan Mau Di Injak Ketika Lemah, Bangkit Dan Tunjukan Pada Dunia Bahwa Kita Bisa

'Laskar'

***

Happy Reading

---

36. MAAF

Hari ini Bulan akan full time main bersama sahabat nya karena besok dia akan melakukan operasi ginjal, karena pihak rumah sakit sudah menemukan orang yang bersedia mendonorkan ginjal nya.

Sekarang Bulan tengah bersiap-siap untuk pergi keluar, untung nya saja dia sudah meminta ijin kepada dokter Giska. Ya memang di awal dokter Giska menolak namun karena melihat wajah memelas Bulan sontak dokter Giska pun memperbolehkan Bulan untuk ikut dengan para sahabat nya, tapi tidak melakukan hal-hal berat terlebih dahulu.

"Huaa, akhir nya bakal tenang juga," gumam nya lega.

Bulan mengambil tas selempang nya lalu berjalan keluar dari dalam ruang rawat, saat akan membuka pintu Bulan di kaget kan dengan kedatangan Atlaska dan teman-teman nya, bahkan Purnama dan Veexlo pun membawa gandengan masing-masing.

"Mau apa?," ketus Bulan.

Sakit, itu lah yang Atlaska rasakan. Mencoba menegarkan hati nya, Atlaska pun membuka suara, "Mau jemput, kan hari ini kita bakal pergi jalan,"

"Gak, gue sama sahabat-sahabat gue," tolak Bulan.

"Bul, ma-,"

"Gak usah ngucapin kata maaf kalo masih ngulangin kesalahan yang sama," potong Bulan dan itu mampu membuat Atlaska terdiam.

"Udah!  Udah, ngapa jadi pada awkward gini sih?," lerai Tiara yang tidak mau ada problem untuk hari ini.

"Lagian siapa yang ngajak mereka? Bukan nya kita janji nya cuma mau full time bertiga?," sinis Bulan.

Tiara menyenggol pelan lengan Winda, Winda melotot tak percaya kenapa harus diri nya, "Lo kasih tau gih,"

"Ih... Lo lah gue takut anjir,"

Bulan menatap malas kedua sahabat nya itu, tak mau membuang waktu Bulan pun langsung pergi mendahului teman-teman dan mantan kekasih nya.

"Eh! Eh! Kok di tinggal sih?," tanya Winda polos.

"Kejar goblok!," ucap Atlaska yang mampu membuat mereka lari mengejar Bulan.

Bahkan mereka menghiraukan orang-orang yang menatap mereka aneh, mereka tetap mengejar Bulan untuk menyamai langkah mereka, "Bulan! Ah lo mah kebiasaan kagak mau nungguin," kesal Tiara dengan nafas ngos-ngosan.