15: Rumah Atlaska

6.4K 434 1
                                    

[LASKAR]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[LASKAR]

SATU JIWA TANPA BATAS

Jangan Mau Di Injak Ketika Lemah, Bangkit Dan Tunjukan Pada Dunia Bahwa Kita Bisa

'Laskar'

***

Happy Reading

---

15. RUMAH ATLASKA

Sekarang Atlaska dan Bulan sedang berada di taman komplek yang sedikit sepi, mereka hanya diam dan tidak ada yang membuka suara sama sekali. "Kalo seandainya ada masalah dalam hubungan kita, apa yang bakal kamu lakuin?,"

"Kenapa kamu nanya kayak gitu?,"

Bulan hanya menggeleng sembari tersenyum. "Aku cuma nanya aja, kamu mau tau apa yang aku harapkan dalam sebuah hubungan?," Bulan bertanya sembari menatap dalam mata Atlaska, "Apa?," tanya Atlaska.

"Aku hanya berharap satu hal doang yaitu aku dan kamu akan tetap menjadi kita di ujung hidup dan mati, dan kita akan selalu bersama jika ada badai besar yang melanda di dalam hubungan kita berdua,"

Atlaska speechless mendengar itu, apakah pria egois seperti nya mampu melawati bencana bencana yang melanda dalam hubungan mereka? Bahkan masalah kecil saja Atlaska sudah marah besar. "Jangan diam, aku tau kamu gak yakin sama yang aku ucapin. Aku ngerti kok, apa lagi kamu orang nya emosian," kekeh Bulan.

"Mungkin aku akan berubah nanti,"

Bulan menggeleng kan kepala nya pelan, dia menggenggam tangan Atlaska. "Jangan ngerubah sifat kamu yang kayak gitu, aku tau mau kamu berubah kayak mana pun. Sifat kamu akan tetap kayak gini walau bagaimanapun, oh dan satu lagi kemarin pas aku nyuruh kamu berubah apa kamu gak bisa,"

Atlaska menatap mata Bulan dalam. "Tapi bakal aku usahain buat untuk merubah sifat egois dan kasar aku,"

Bulan tersenyum manis untuk menanggapi itu, "Yok ke rumah aku dulu," ucap Atlaska sembari bangun dari duduk nya. "Mau ngapain?," Bulan bertanya dengan gugup.

"Aku mau kenalin kamu ke Bi Dar, gak pa-pa kan?,"

"Gak pa-pa kok, emang mau kapan ke rumah kamu nya?,"

"Kan aku ngajak nya sekarang sayang,"

Bulan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, kenapa dia sangat lemot sekali pikir nya. Atlaska yang melihat itu pun langsung saja menarik pelan tangan Bulan untuk pergi meninggal kan taman tersebut.

Mereka berjalan beriringan dan juga dengan bergandengan. Untung nya saja Atlaska membawa mobil, soal nya dapat mereka rasakan ada rintik-rintik hujan yang jatuh dari atas langit.

ATLASKA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang