Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari awal, Pelangi itu memang hanya ditujukan untuknya bukan untukku. Anak perempuan itu dia yang lebih pantas benar bukan?
Setelah sekian banyak luka goresan bahkan sayatan yang membekas akankah kau tetap Menganggapku ada?
"Bunda, tolong bawa Al kalau semisal Al gak kuat"
+×+
Mata itu akhirnya terbuka pelan dengan erangan halus, mencoba untuk mengedarkan pandangannya. Menemui objek yang sudah tak asing baginya, didepan sana terdapat Arjuna dan Nara yang menatap khawatir ke arahnya.
Dalam hati Alana selalu mengharapkan kebahagiaan, bahagia dengan sahabat ataupun temannya. Sekalipun dia hanya memiliki Nara sebagai sahabat satu-satunya.
Bunda, Alana masih hidup?
"Al" panggilan itu serta tepukan di bahu kanannya membuat Alana menoleh memusatkan atensinya ke arah Nara yang mencoba berbicara dengannya.
"Gue panggilin dokter dulu ya" pamit Arjuna langsung keluar dari ruangan inap Alana.
"Akhirnya lo sadar juga, ponsel lo dimana? Satya khawatir banget karena lo nggak kasih kabar sama sekali ke dia, Al"
Alana yang awalnya tertidur kini pun memaksa dirinya untuk duduk, ia hanya kaget karena khawatir jika Satya mengetahui keadaannya sekarang. Entah apa yang ada dipikiran Alana saat ini, semoga saja adiknya tidak ta-
"Satya tadi dateng kesini sama kak Samuel terus sama Bayu juga, adik kak Juna itu sahabatnya Satya. Dia juga dirawat di RS ini, ruangannya di sebelah ruangan lo ini pas"
Pikiran Alana begitu kacau, tiba-tiba saja setitik air mata keluar dari kelopak matanya. Mata hazel itu menatap ke arah Nara yang sedang menunjukkan wajah khawatirnya ke arahnya. Alana hanya menggeleng pelan sebelum kepalanya mengingat kejadian tadi di sekolah.
Kejadian dimana kesalahan kecil pun menjadi sangat fatal karena ia berhubungan dengan saudara tirinya sendiri.
Alana masih terus terisak hingga pintu terbuka mendapati dokter Seokjin dan Arjuna yang sekarang berada tak jauh dari bangsalnya.
Nara menjauh sedikit, memberikan akses untuk dokter Seokjin memeriksa sang sahabat.
"Kalian tenang aja, kondisinya udah lebih baik dari yang tadi kok. Dia perempuan yang kuat" jelas Seokjin membawa kelegaan bagi Arjuna dan Nara.