Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu luka dengan Ribuan ingatan yang Menyerang secara Perlahan, membawa Jutaan perasaan Yang turut terluka. Tak peduli akan apa Yang tengah terjadi Menandakan bahwa Jika belum ada kabar Kelanjutannya akan tetap Sama
Sama-sama akan Mati ditangan orang yang Sama dan luka Yang berbeda di tiap Chapternya.
"Aku harap semuanya Akan baik-baik saja Mulai sekarang"
+×+
Mata itu tertutup setelah beberapa menit raganya meringis sakit karena perbannya yang harus diganti dan rasa sakit yang semakin menjadi-jadi.
Mencoba untuk duduk dan menyadarkan dirinya dari mimpi yang panjang, matanya mengedar melihat ke arah ruangan yang luas ini.
Begitu rapi dan terkesan mewah.
Namun, setelah tersadar dari lamunannya yang mengagumi ruangan tersebut Alana langsung beranjak dari sana namun kepalanya begitu sangat tidak mendukung.
"Ini kamar siapa? Kok gue bisa disini sih" gumamnya sambil memegang kepalanya yang masih terbalut perban itu.
"Uhuk"
"Aduh nih tenggorokan pake haus segala, mana gaada orang lagi disini" Alana menempatkan atensinya melihat ke arah samping kiri terdapat gelas berisikan air putih dan sepucuk kertas dengan tulisan disana.
Alana beranjak pelan menggapai kertas tersebut lalu membacanya.
Girl with a many pain,
Kakakku yang cantik ini Satya, izin lapor ke minimarket ya buat beli bahan makanan. Oh iya, kakak gak usah takut disana karena kakak sekarang ada di apartemen kak Juna dan yang lain juga.
Ah iya, Satya belanja sama Kak Juna, kak Muel, terus juga sama Haikal. Jadi kakak di apart sama si kembar hehehe.
Kalau masih pusing jangan kemana-mana, Satya bakalan balik kok nggak lama.
Luv u a little sister ♡
Dari Satya Arunarendra ganteng tiada tandingan
Alana menahan tawanya membaca kalimat terakhir yang ditulis oleh Satya itu. Adiknya ini tidak pernah melakukan suatu hal yang jauh dari sikapnya, tapi mengapa sskarang menjadi seperti ini?