Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seseorang juga ingin merasakan satu usapan dengan rasa sayang yang tulus diungkapkan
"Dan itu yang Satya ucapin ke kak Al berkali-kali"
"Kak, ayo pindah sepulang dari sini"
Satya si kecil hanya menginginkan kebebasan untuk kehidupannya dan Alana tentunya.
+×+
"Kak, ayo pergi"
Alana bungkam dengan matanya yang melotot kaget mendengar ajakan sang adik kepada dirinya. Pasalnya bukan dirinya tak mau pergi, tapi bagaimana pun pasti ibu tirinya itu dan Yeji tidak akan secara cuma-cuma melepaskan merema berdua dari rumah itu.
Apalagi ayahnya masih berada di luar kota.
"Satya, kita gak bisa ninggalin ibu sama Yeji dirumah sendirian. Mereka butuh kita—"
"Butuh buat jadi budaknya kak? Iya?" potong Satya membuat Alana terbungkam.
Kadang Satya sendiri begitu kesal kepada Alana, mengapa harus memilikk sifat yang lemah lembut, penyayang, bahkan gampang memaafkan seseorang yang hampir saja membuat nyawanya melayang.
"Tapi dek, kakak yakin mereka bakalan nyesel suatu hari nanti"
Satya menghela nafasnya pelan, kakaknya masih belum mengalah dan berniat untuk pergi dari rumah terkutuk itu.
Pada akhirnya Satya maju dan duduk di samping bangsal Alana, lalu tangannya menyentuh kedua bahu kakaknya itu.
"Kak, Satya gak mau ngeliat kakak diperlakukan kayak hewan sama mereka. Satya gak mau ngebiarin mereka nyiksa kakak setiap harinya, jadi tolong turuti ucapan Satya kali ini kak, ya?"
Permohonan itu meluncur bebas dengan sendirinya, Alana pun hanya bisa menganggukkan kepalanya kala melihat Satya begitu antusias untuk memisahkan dirinya dari ibu tirinya dan Yeji.
Tapi, bagaimana jika ayahnya bertanya nanti?
"Tapi dek, gimana kalau ayah nyari? Kita harus gimana?"
"Soal itu biar Satya yang urus kak"
Cklek
Pintu kamar inap itu terbuka menampilkan Arjuna dengan Samuel disebelahnya yang sedang memakan roti pelango di tangannya. Arjuna tidak sengaja mendengar bahwa Alana akan pergi dan pindah dari rumahnya dengan Satya.