Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wajah dengan tatanan sempurna tapi kurasa hatinya takkan pernah bisa terbuka karena luka yang sama setiap harinya. Apakah masih ada celah untukku olehnya?
- BY
+×+
Merah itu masih mengalir indah di wajahnya, lewat celah hidungnya yang kini sudah mulai memerah juga. Tanpa dinding dibelakangnya mungkin Alana sudah jatuh pingsan ditengah tempat. Kakinya yang mulai melemas karena diijak oleh saudaranya itu lagi.
Yeji dan Alana satu sekolah karena papanya itu sudah menyekolahkan dirinya disini beserta saudara tirinya itu. Namun, disekolah seperti inilah keadaan Alana jika bertemu dan berpapasan dengan Yeji. Kamar mandi, jalan, koridor, maupun taman belakang dan kantin jika bertemu dengan Yeji beserta para antek-anteknya itu akan menimbulkan masalah pada dirinya.
Masalahnya adalah dia akan mengeluarkan darahnya lagi sia-sia, Alana sampai heran mengapa Yeji begitu sangat membencinya.
Belum cukupkan luka tadi pagi hingga dirinya dibuat bungkam oleh adiknya karena pertanyaan yang begitu banyaknya.
Tok tok tok
"Ada orang?"
Tubuh Alana merosot kebawah, ia terkunci di kamar mandi bagian paling pojok dan kini tubuhnya sudah tidak kuat lagi untuk menopang. Alana cukup lelah hari ini. Panggilan salah satu siswa itupun Alana tidak bisa membalasnya.
Sementara itu siswa yang berbicara tadi mendengar suara jatuh dari arah dalam kamar mandi, ia berjalan masuk lalu membuka pintu kamar mandi satu persatu hingga ia berdirj tepat di kamar mandi pojok yang kini terkunci.
"Hei, lo denger suara gue?"
Tok tok tok
"Hei, lo gak papa kan?"
Tidak ada sahutan dari dalam, dan itu membuat dirinya mendobrak pintu kamar mandi. Namun apalah daya, tenaganya tidak sebanding dengan laki-laki karena dirinya adalah seorang perempuan.
"Sebentar, gue minta bantuan dulu. Lo jangan sampai kenapa-napa dulu ya" ujarnya cepat lalu segera bergegas keluar kamar mandi meminta tolong kepada setiap laki-laki yang berjalan melintas didepannya.
Matanya melihat siluet laki-laki dengan tas ransel yang ditaruh di pundaknya, perempuan ini tidak tahu siapa laki-laki itu karena mukanya begitu asing. Tapi dirinya tidak perduli akan semua itu dan langsung saja menarik laki-laki tersebut.