Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Angin yang berhembus Pelan secara lembut Menyapu sembarang warna Yang ikut turut Hanyut dan tersangkut
Kali ini tidak ada suara Hanya telinga dan mulut Yang berbicara Saling mengungkap Mencoba kuat dalam diam Membekas namun Tak lekas menghilang
Aku tahu semuanya Dan aku tau Mataku tak pernah Lepas sekalipun Mata itu berpaling jauh Tak pernah ada Di bayangan Dimana rasa sunyi Terjadi beberapa menit Tiap kali rasa sakit Itu menyebrang Sendiri
"Gue bakalan lindungin Lo di sekolah"
+×+
Suasana tenang dengan angin yang sayup-sayup lewat membuat sepasang manusia lawan jenis itu terdiam dengan perasaan serta pikiran yang berbeda.
Alana tahu bahwa tak baik menanyakan apa yang telah terjadi barusan, dimana rasa penasaran yang besar tentang ingin tahu penyakit Arthur. Namun, Alana tahu bahwa waktunya tidak tepat untuk sekarang.
Sementara itu disisi lain Bayu juga diam mematung memikirkan apakah dirinya cerita ke Alana atau tidak masalah adiknya tadi.
"Bay, tadi ada tugas ga?" tanya Alana supaya tidak canggung lagi.
Bayu menoleh, menangkap pertanyaan Alana barusan. Ia menggelengkan kepalanya, "Gaada kok, cuma bahas materi aja dari mapel awal sampe akhir"
"Ah iya, besok libur kok. Gurunya ada jadwal rapat dadakan ke Dinas Pendidikan, tadi ada pengumumannya" lanjutnya membuat Alana menganggukkan kepalanya menanggapi.
"Oke makasih"
"Eh lo ada nomernya kakak-kakak yang jaga koperasi sekolah ga?" Alana mengangguk menanggapi pertanyaan Bayu.
"Kenapa? Seragam lo ada masalah?"
"Bukan seragam gue, tapi lo"
Alana mengernyitkan dahinya bingung, kenapa dengan seragamnya?
"Kan koper lo ada dirumah, jadi otomatis juga seragam lo ada disana. Makanya gue nanya mau beli seragam buat lo"
"E-eh gausah gapapa gue bisa ambil kerumah kok"
"Dan lo bakalan luka lagi karena balik kesana gara-gara ulah saudara tiri plus ibu tiri lo?"