Chapter 1

55.6K 2.5K 670
                                    

~~~

"Terima kasih, sudah menerimaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih, sudah menerimaku. Kamu tau? Kamu adalah bagian dari diriku yang selalu aku butuhkan."
-Arka Saghara-

"Saat pertama kali kita bertemu, sejujurnya aku gak pernah mengira bahwa kamu akan sepenting ini bagiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saat pertama kali kita bertemu, sejujurnya aku gak pernah mengira bahwa kamu akan sepenting ini bagiku."
-Linzy Adeeva-

~~~


"Hoeeek, hoeeek!"

Sudah hampir satu minggu, seperti inilah pemandangan rutin yang terjadi di pagi hari. Linzy yang sedang mengalami masa-masa morning sickness, dan ada Arka yang selalu sigap menjadi suami siaga.

"Mual, ga kuat," Lirih Linzy dengan tatapan sayunya.

Arka tersenyum, kemudian mencium puncak kepala istrinya dengan sayang. "Sabar ya, Bunda."

Panggilan Bunda, memang sering kali Arka gunakan untuk menggoda Linzy. Mungkin karena belum terbiasa juga, Linzy suka mendadak salah tingkah saat mendengar suaminya memanggilnya seperti itu.

"Jangan godain aku, kaya gitu!!!" Rengek Linzy kesal.

"Udah jadi calon Bunda, tapi gamau di panggil Bunda. Dasar bumil labil,"

Linzy hanya cemberut, tidak berniat menanggapi ucapan Arka barusan.

"Masih mau muntah, hmm?" Lanjut Arka bertanya.

Kepalanya yang bergerak menggeleng lucu, membuat Arka tersenyum gemas.

"Mau peluk kamu aja,"

"Yaudah, sini liat aku dulu,"

Dengan telaten, jari-jari tangan Arka bergerak membersihkan area dagu dan bibir Linzy yang terlihat pucat.

Untuk sekarang, bisa di bilang Arka sudah hampir terbiasa melihat langsung gejala morning sickness yang dialami Linzy. Berbeda ketika awal-awal, Arka sampai membatasi kegiatan Linzy karena selalu mengkhawatirkan kondisi istrinya.

Perfect Wedding [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang