~~~
Linzy tersenyum simpul, mengamati Elang yang baru saja terlelap tidur. Pasti putranya itu lelah, pasalnya hampir seharian ini, ia bermain sangat aktif kesana-kemari bersama Marcell, putra Nadine. Bahkan, sangking asiknya bermain, Elang sampai melewatkan jam tidur siangnya. Hingga pada akhirnya Linzy sendiri harus turun tangan, dengan membujuk Elang pelan-pelan. Bukannya apa-apa, Elang suka mendadak rewel apabila tidak tidur siang. Selain itu, Linzy memang sudah membiasakan hal itu. Bermain boleh, tapi tetap harus ada aturannya.Drrrttt... Drrrttt...
Ada panggilan video masuk dari Arka. Senyum Linzy kembali terbit dengan sendirinya. Ya, seperti ini lah rutinitas mereka saat Arka sedang bekerja. Ketika ada waktu senggang, atau saat jam istirahat, Arka selalu menyempatkan waktunya untuk menghubungi Linzy, sembari mendengarkan istrinya bercerita mengenai kegiatan putra mereka, Elang.
"Lagi sibuk, yaa?" Tanya Linzy, begitu layar ponselnya menampilkan wajah tampan Arka.
"Engga. Cuma tadi ada pembahasan tambahan pas meeting, makanya aku baru hubungin kamu."
Linzy menganggukkan kepalanya paham. "Udah makan?"
"Ini, aku lagi sambil makan." Balas Arka menunjukkan sendok ditangannya.
"Kok sepi? Elang mana?" Lanjutnya kemudian.
Arah kamera ponsel yang mulanya mengarah langsung pada wajah Linzy, kini berganti menjadi fitur kamera belakang, menyoroti Elang. Memperlihatkan dengan jelas, posisi Elang yang sedang tertidur nyenyak, sembari memeluk guling. Pemandangan tersebut tampaknya begitu di nikmati oleh Arka, kala matanya menatap penuh arti putra kecilnya.
"Cape dia, seharian tadi aktif banget main sama Marcell. Liat tuh ruang keluarga, udah mirip kaya kapal pecah gara-gara mereka." Cerita Linzy.
"Ohh yaa?" Kekeh Arka.
"Iyaa, tapi untungnya mereka akur. Marcell mau ngalah, kalo Elangnya ngeyel."
Kali ini tawa Arka terdengar lebih keras. "Elang? Tumben dia bertingkah?"
"Ya, biasalah, boo. Mau sebaik apapun Elang, tetap aja dia masih anak-anak."
Arka hanya tersenyum, mengamati wajah cantik istrinya. Semenjak Linzy resmi menjadi seorang ibu, Arka benar-benar dibuat kagum oleh sisi dewasa dan keibuannya. Bahkan, saat Elang rewel, hingga yang benar-benar rewel. Umumnya, mungkin Linzy bisa saja mengeluhkan berbagai hal pada Arka. Tapi yang terjadi, paling-paling Linzy hanya mengungkapkan kekhawatirannya pada Arka, takut terjadi sesuatu karena Elang rewel seperti ini.
Sejak saat dari pertama kali bertemu, daya tarik istrinya memang sukses membuat Arka bertekuk lutut.
"Boo, kok malah diem?"
"Cantik banget. Mau ke mana?" Tanya Arka tiba-tiba. Mengabaikan ucapan istrinya barusan karena masih fokus pada wajah cantiknya, yang memang lebih menarik perhatian Arka.
Linzy langsung mengerutkan keningnya bingung. Namun, tak berselang lama ia justru tersenyum geli. "Menurut kamu, aku mau ke mana, hmm?"
"Nyamperin aku ke kantor?" Tebak Arka menaikkan sebelah alisnya.
"Terus Elang, aku tinggalin sendirian di rumah, gitu?"
"Kan ada Bi Arum, sayang."
Sekilas, Linzy melirik jam berada di nakas. "Tanggung, sebentar lagi juga kamu pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wedding [Completed]
Fiksi PenggemarLinzy Adeeva dan Arka Saghara, mahasiswi dan dosen yang pernah menggemparkan seluruh warga kampus Universitas Alpha Indonesian, karena menyebarnya kabar pacaran mereka. Suka, duka, serta pahit, dan manis, sudah mereka temui dalam sebuah hubungan. ...