Chapter 12

15.4K 1.5K 212
                                    

~~~

"Bunda?"

Mendengar suara serak suaminya, sontak Linzy mengalihkan pandangannya. Tangan kanannya langsung terulur untuk merapihkan rambut Arka yang memang terlihat sedikit berantakan.

"Elang rewel? Kok ga bangunin aku?"

Kini posisi Arka duduk bersandar disamping Linzy, memperhatikan putra kecilnya yang sedang memejamkan mata, sembari fokus menyusu. Sudah terhitung satu minggu ini, tidur keduanya tidak pernah benar-benar nyenyak. Arka yang notabenenya memang mudah terbangun, sering kali ikut terbangun saat mendengar tangisan Elang. Sekaligus menemani istrinya, dan berakhirlah dengan mereka yang begadang bersama-sama, hingga menunggu si baby terlelap kembali.

Pengalaman pertama menjadi orangtua, dan mereka menikmatinya.

"Engga rewel kok, tadi Elang sempet nangis karna laper, mau minum susu."

"Pegel ga? Mau gantian gendongnya?"

Linzy tersenyum, memperhatikan pergerakan Arka yang mulai bersiap untuk menggendong Elang. "Kamu tidur lagi aja, subuh juga masih lama."

"Gapapa, besok juga free. Ga kemana-mana,"

"Tapi tadi baru tidur jam dua belas, kan?" Tebakan Linzy tentu saja benar. Tadi Arka memang sibuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang di kampus maupun di kantor.

"Cepet tidur lagi, jangan sampe mata pandanya muncul,"

Bukannya tidur berbaring, Arka justru menyandarkan kepalanya dibahu Linzy. Membuat Linzy tersenyum geli, sejujurnya dia memang terlihat seperti mengurus dua bayi sekaligus. Ya, Arka senior dan Arka junior.

"Sekarang mau peluk kamu aja susah, harus gantian," Pengaduan Arka benar-benar terdengar menggemaskan ditelinga Linzy.

"Gantian sama siapa?"

"Ya sama baby, sayang."

"Terus kenapa? Kamu cemburu gitu?"

"Cemburu sih engga, cuma perlu membiasakan diri aja, karena sekarang prioritas kamu bukan aku."

Kalian percaya? Di waktu dini hari seperti ini, Linzy berhasil dibuat tertawa oleh tingkah suaminya. Ya Tuhan, sekalinya dewasa, pesona dosen idola ini memang tidak pernah gagal. Dan sekalinya dia menggemaskan pun, tidak pernah tanggung-tanggung.

"Kalian berdua tetep prioritas aku boo," Ucap Linzy mengecup pipi Arka.

"Aku nomor dua, kan?"

Linzy kembali terkekeh, "Nope. Kalian sama-sama nomor satu."

Arka kembali memejamkan matanya, wajah tampannya bersembunyi dengan nyaman dileher Linzy. "Kalo Elang rewel, atau kamu kerepotan apapun bangunin aku, yaa."

"Hmmm,"

Untungnya pangeran kecilnya tertidur nyenyak, sehingga pergerakan Linzy yang juga sedang mengusap-usap lengan Arka, tidak menganggu si baby sama sekali. Deru napas Arka terasa hangat dan begitu teratur dileher Linzy, pasti suaminya itu sangat lelah.

Dengan setia mata Linzy mengamati wajah tampan Arka dan juga Elang, secara bergantian. Sebenarnya dari awal Linzy sudah memiliki feeling bahwa buah hatinya pasti berjenis kelamin laki-laki, menuruni Arka. And see? Benar saja.

Perfect Wedding [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang