~~~
Arka seperti lupa bagaimana caranya berdiri, kala semalam mendengar kabar dari Dokter yang menangani Linzy. Setelah berbicara langsung pada Linzy dan juga keluarganya, pada akhirnya Arka pun menyetujui pilihan yang disarankan Dokter, yakni operasi caesar.
Faktor yang membuat Linzy harus melahirkan melalui operasi adalah, karena posisi plasentanya berada dimulut rahim, maka jalan lahir bayi akan tertutup sehingga bayi tidak bisa segera dilahirkan.
Dengan dibaluti perasaan cemasnya, Arka sama sekali tidak melepas genggamannya pada tangan Linzy. Jadwalnya, operasi tersebut akan dilaksanakan pagi nanti. Beberapa jam lagi dari sekarang.
Tadi Linzy juga sempat melakukan pemeriksaan darah. Dan diberikan beberapa resep obat-obatan, ada antibiotik, antiemetik (untuk mencegah mual), dan antasida (untuk menurunkan kadar asam lambung pasien).
"Kamu ga tidur ya, semaleman?" Tanya Linzy memperhatikan wajah tampan Arka yang tampak lelah.
"Aku mana bisa tidur, sayang."
"It's okay." Lagi-lagi Linzy tersenyum menenangkan, mengusap rambut Arka yang sedari tadi duduk disampingnya, menemaninya.
Arka tidak kembali bersuara, yang ada ia justru memilih masuk ke dalam pelukan Linzy. Jika sudah khawatir, mau se-berusaha keras apapun Arka menyembunyikannya, Arka tetap tidak akan bisa.
"Aku disaranin buat operasi, karena itu tandanya buat kebaikan aku juga, kan? So, ilangin semua yang ganggu pikiran kamu. Karena aku pasti kuat, dengan adanya kalian." Hibur Linzy.
"Aku percaya sama kamu." Balasnya pelan.
"Harus." Sela Linzy optimis.
Yang turut menemani Arka di rumah sakit adalah kedua orangtua Linzy. Sedangkan, orangtua Arka sendiri di rumah menjaga Elang. Mungkin, siang nanti mereka baru akan kemari.
Tangan Arka lantas beralih mengusap-usap perut buncit Linzy. "Kamu juga didalem yang kuat, yaa. Sebentar lagi kita bakal ketemu. Di sini, Ayah, Bunda, sama Abang kamu, udah sangat menantikan kehadiran kamu."
"Aku jadi makin ga sabar," Gumam Linzy ikut menatap ke arah perutnya.
"Sebentar lagi." Balas Arka mengulas senyumnya.
Linzy tiba-tiba meraih tangan Arka yang berada diatas perutnya. "Jujur, pas semalem denger kata Dokter kalo aku harus operasi caesar, aku emang takut. Aku ga bisa nyingkirin fakta itu. Tapi, begitu aku inget kelahiran Elang, rasa takut itu justru seketika ilang. Aku ga boleh takut, karena aku sadar, kalo momen ini adalah momen yang udah kita tunggu-tunggu. Bahkan, dari sejak lama. Dan sekarang, momen itu udah didepan mata. Jadi, ayo kita lewatin sama-sama."
Arka tidak bisa tidak menatap kagum ke arah istrinya, setelah mendengar penuturan tersebut.
"Of course. I love you."Keduanya sama-sama melemparkan senyum.
Hingga tak lama kemudian, seorang perawat masuk dengan membawa kursi roda. Yaa, ini sudah waktunya.
Arka yang paham dengan senyuman perawat itu, pada akhirnya kembali memeluk erat Linzy. Mengucapkan beberapa kalimat yang mungkin bisa sedikit membantu menenangkan istrinya.
Yuni dan Willy pun ikut bergantian memeluk putri bungsunya. Bahkan, Yuni sampai meneteskan air matanya. Sembari merapalkan doa untuk kelancaran operasi yang akan segera dilaksanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wedding [Completed]
Fiksi PenggemarLinzy Adeeva dan Arka Saghara, mahasiswi dan dosen yang pernah menggemparkan seluruh warga kampus Universitas Alpha Indonesian, karena menyebarnya kabar pacaran mereka. Suka, duka, serta pahit, dan manis, sudah mereka temui dalam sebuah hubungan. ...