Chapter 15

14.1K 1.3K 95
                                    

~~~

"Kangeeeeen,"

Kedatangan Linzy dan Arka langsung disambut hangat oleh si pemilik rumah. Weekend kali ini rencananya mereka akan menginap di rumah Bunda Rifa, orangtua Arka. Dan yang baru saja berteriak menyerukan kerinduannya adalah Yura, si bungsu adik Arka.

Rifa terlihat sangat senang, karena akhirnya cucunya menginap di sini. Dengan begitu, ia juga bisa leluasa mengasuh Elang. Maklum saja, Elang merupakan cucu pertamanya, jadi sangat wajar apabila kedua orangtua Arka menunjukkan keantusiasannya. Contohnya seperti saat ini, setelah acara berpelukan singkat, Elang sudah tidak lagi berada dalam gendongan Linzy maupun Arka.

"Bang Arka, aku mau nyubit pipi Elang, boleh ga?" Tanya Yura cengengesan.

"Boleh, tapi kalo sampe Elang nangis, gantian Abang yang bakal cubit kamu."

Bibir Yura otomatis mengerucut ke depan. "Jahat!"

"Calon suami kamu mana? Katanya tadi udah stanby di sini?" Tanya Linzy yang menanyakan keberadaan Leo, calon adik iparnya. Fyi, Yura dan Leo kini sudah memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Seperti yang sudah tertulis dalam undangan, sekitar dua minggu lagi mereka akan melaksanakan pernikahannya.

"Sekarang udah resmi calon suami?" Ledek Arka tertawa kecil.

"Abang kok ga sedih, sih? Kan ceritanya sebentar lagi aku mau dibawa sama suami aku?" Ketus Yura.

"Kenapa harus sedih? Toh, yang bakal jadi suami kamu itu orang yang tepat. Abang percaya, Leo bisa bahagiain adek abang yang cengeng ini."

Linzy tersenyum, melihat Yura yang menerjang Arka dengan pelukan eratnya. Berbeda dengan Rifa yang matanya sudah berkaca-kaca. Tidak terasa, setelah putranya, kini putrinya yang akan segera lepas dari tanggung jawabnya. Dalam artian, mereka sudah memiliki kehidupan serta keluarga masing-masing.

Leo yang baru saja kembali dari toilet, langsung duduk disamping Linzy, sengaja menyenggol lengannya untuk menyapa sekaligus menggoda kakak iparnya yang telah resmi menjadi seorang Ibu. Jadwal flight nya yang akhir-akhir ini sangat padat, membuat mereka jarang bertemu. Tapi itu semua cukup terbayarkan, karena setelah acara pernikahannya nanti, Leo mendapatkan cuti cukup panjang.

"Gimana persiapannya? Lancar?" Tanya Linzy pelan, tidak ingin menganggu momen Yura yang sedang bermanja pada Arka.

"Alhamdulillah, sejauh ini lancar."

"Syukur deh kalo gitu. But sorry ya, ga bisa bantu banyak,"

Leo tersenyum menanggapinya, "I know, jadi orangtua itu ga gampang, Zy. Lagi pula selama persiapan, kita emang pengen bener-bener urus semuanya sendiri."

"Harus pinter-pinter jaga kesehatan, jangan sampe pas hari-H nanti kedua mempelainya sakit gara-gara kecapean prepare wedding." Ucap Linzy sengaja menyindir. Ia tahu itu semua dari Bundanya yang memang pernah bercerita mengenai seperti apa semangatnya mereka untuk mempersiapkan pernikahannya. Sungguh mengesankan dan membahagiakan, pasalnya Yura dan Leo itu korban perjodohan yang ternyata berakhir dipelaminan dengan perasaan saling mencintai.

Perbincangan mereka pun harus terputus kala tangisan Elang terdengar. Sekilas Linzy tersenyum, sebelum akhirnya mengambil alih putranya dari gendongan Rifa. Ia berdiri untuk menimbang-nimbang Elang yang sepertinya mengantuk ingin tidur.

Perfect Wedding [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang