~~~
"Ihh, kok ending nya gitu, sih? Kan jadinya kurang greget."
"Kesel banget, liat cowonya!"
"Boo, amit-amit deh, kamu jangan sampe kaya gitu yaa!"
Tepat saat Linzy memalingkan wajahnya ke arah Arka, ia terdiam begitu mengetahui suaminya sudah terlelap. Pantas saja, sedari tadi Linzy mengoceh tidak mendapatkan respon apapun. Senyumnya terukir, hingga Linzy mengulurkan tangannya, mengusap rambut hitam Arka dengan lembut.
Bahkan, di kesibukkannya tadi pun, lelaki itu tidak pernah bosan mengirimkan pesan kepada Linzy. Untuk selalu memastikan kabar istrinya baik-baik saja. Usia kehamilan Linzy yang sudah bertambah, serta perutnya yang sudah membesar, membuat Arka lebih bawel dari biasanya tentunya.
Setelah mematikan laptop dan menyimpannya di nakas, perlahan Linzy membangunkan Arka, agar posisi tidurnya bisa lebih nyaman dengan berbaring.
"Boo..."
Hanya dengan satu kali panggilan, Arka langsung terbangun, matanya yang tampak merah menatap Linzy serta menggenggam tangannya, takut-takut terjadi sesuatu.
"Aku gapapa, ayo tidur." Ucap Linzy sembari memberi intruksi agar Arka segera berbaring disampingnya.
Tak lama, Arka langsung menurut, bergerak memeluk pinggang Linzy. "Maaf, aku ketiduran." Ucapnya serak.
"Gapapa. Good night, boo."
"Kamu ga tidur?"
"Belum ngantuk," Jujur Linzy.
"Mau sesuatu?"
Dalam pelukannya, Arka bisa merasakan gelengan kepala Linzy. "Yaudah, aku temenin sampe kamu tidur kalo gitu."
Linzy hanya mampu tersenyum. Karena dalam jarak sedekat ini, tentu ia bisa melihat dengan jelas wajah tampan Arka yang mengantuk. Tapi, dengan segala usahanya, Arka berusaha menahan rasa kantuk tersebut, demi dirinya.
Meskipun akhir-akhir ini Arka sudah mengurangi jadwalnya, agar lebih banyak di rumah. Tapi, hal itu tidak menutup kemungkinan dengan ditambah adanya meeting dadakan, serta kegiatan lainnya yang memang harus ditangani langsung oleh Arka. Entah itu kegiatan di kampus maupun di kantor.
"Aku juga mau tidur kok." Begitu selesai mengucapkan kalimat tersebut, Linzy memejamkan mata sembari mengeratkan pelukannya pada Arka. Sangat nyaman.
Hingga, beberapa menit kemudian, sesaat setelah merasakan kecupan lembut dikeningnya, Linzy kembali membuka mata. Memperhatikan wajah tampan suaminya yang sudah kembali terlelap.
Percayalah, jika Linzy tidak seperti itu, pasti Arka akan keras kepala enggan tidur lebih dulu. Linzy sudah hapal betul dengan sifat suaminya.
"Ga ada hal lain yang paling aku syukuri, selain bisa ngehabisin waktu sama kamu, boo. Aku emang ga bisa ngucapin banyak kata-kata, karena yang mau aku sampein adalah makasih buat semua pemberian kamu. Tanpa aku sadari, aku udah milikin semuanya berkat kehadiran kamu disisi aku. Yang mau aku lakuin sekarang, adalah terus sama kamu, ga peduli apapun yang nantinya akan dateng di masa depan. Sekali lagi, makasih buat segalanya. Everything."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wedding [Completed]
FanficLinzy Adeeva dan Arka Saghara, mahasiswi dan dosen yang pernah menggemparkan seluruh warga kampus Universitas Alpha Indonesian, karena menyebarnya kabar pacaran mereka. Suka, duka, serta pahit, dan manis, sudah mereka temui dalam sebuah hubungan. ...