Chapter 11

16.2K 1.5K 236
                                    

~~~

Arka berjalan kesana-kemari dengan gelisah, perasaannya sekarang benar-benar campur aduk. Tidak bisa dijabarkan lagi sangking khawatirnya dengan proses persalinan Linzy, yang sudah hampir di depan mata.

Di dalam ruang tindakan, Linzy masih diperiksa untuk memastikan langkah selanjutnya. Yakni melahirkan dengan normal, atau justru harus operasi caesar.

Baik kedua orangtua Arka maupun Linzy, sudah berada di sini menemani putra dan putri mereka. Rifa mengusap-usap punggung Arka, guna menenangkan. Sedangkan Yuni, dia duduk bersama sang suami dengan perasaan cemasnya.

Tadi selama perjalanan, Linzy tidak berhenti merintih kesakitan dan mengungkapkan ketakutannya yang selama ini sering kali hinggap di dalam benaknya. Belum apa-apa, tapi Linzy seolah sudah merasakan bagaimana sulitnya perjuangan seorang Ibu untuk melahirkan si buah hati.

"Suami dari Mrs.Linzy?"

Arka langsung mengambil langkah cepat, menghampiri salah satu perawat yang baru saja bertanya.

"Silahkan masuk Pak,"

Sebelum benar-benar masuk, Arka kembali berbalik, mencium kening dan tangan Bundanya untuk meminta doa, semoga proses persalinan istrinya diberikan kelancaran. Tak lupa, Yuni pun sempat memberikan pelukan hangat kepada menantunya.

Sesampainya di dalam, Arka bisa melihat istrinya yang sudah berganti pakaian rumah sakit, lengkap dengan infus dan selang oksigen dihidungnya.

"Boo, sakit,"

Arka menundukkan kepalanya, mencium kening Linzy cukup lama, dengan penuh kasih sayang. "Ayo, kamu pasti bisa. Udah ga sabar liat baby, kan?"

Linzy mengangguk, sembari mengeratkan genggaman tangannya pada Arka. "Tinggal nunggu satu pembukaan lagi,"

Sontak Arka beralih pada perawat yang sedang sibuk mempersiapkan beberapa peralatan persalinan. "Persalinan istri saya normal?"

Perawat tersebut tampak tersenyum. Mungkin suami dari pasiennya ini tadi sempat tidak fokus. Karena sebelumnya, dia sudah menginformasikan bahwa Linzy dipastikan bisa melakukan persalinan dengan normal.

"Normal Pak," Jawabnya ramah.

Arka mengangguk, kembali memperhatikan istrinya. Kini posisinya tangan kiri Arka digenggam erat oleh Linzy. Sedangkan tangan kanannya, ia gunakan untuk mengusap-usap perut Linzy.

"Kuat ya, sayang."

Linzy tampak memejamkan matanya menahan sakit yang luar biasa. Namun dia sendiri sudah diberi tahu bahwa jangan bereaksi berlebihan, agar tenaganya untuk persalinan nanti tidak terkuras sekarang.

Setelah menunggu, akhirnya pembukaan Linzy sudah lengkap. Yang berarti dia siap untuk memulai persalinannya. Perasaan Arka semakin tidak tentu arah, kini gurat khawatirnya semakin terlihat jelas diwajah tampannya.

Linzy mulai mengikuti intruksi dari Dokter, yang menyuruhnya untuk memulai mengejan. Selagi mendengarkan berbagai intruksi, mata Linzy sama sekali tidak lepas dari Arka, yang selalu menenangkannya.

"Tarik napas dalam-dalam, lalu hentakkan,"

Arka mengangukkan kepalanya, percaya bahwa istrinya itu bisa. "Ayoo, sebentar lagi. Semangat, Bunda."

"Arrrgghh, sakit, ini sakit,"

"I'm here," Ucap Arka menciumi punggung tangan Linzy, sembari merapalkan doa dalam hatinya.

Perfect Wedding [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang