~~~
Linzy menatap pantulan dirinya di cermin dengan senyuman menawannya. Sungguh ini menjadi hari yang Linzy nantikan, karena ia akan segera bertemu dengan teman-teman semasa sekolahnya di SMA. Ya, tanpa diduga salah satu temannya yang dulu pernah menjabat sebagai ketua osis, berinisiatif untuk mengadakan acara reuni ini. Linzy dan kedua sahabatnya sudah asik bertukar pesan sedari tadi, membicarakan kira-kira akan seperti apa mereka sekarang. Maklum saja, sudah lama ini mereka hanya saling berkomunikasi di social media, dan itu pun terbilang jarang.
Pakaiannya sudah terlihat rapih, riasan diwajahnya pun Linzy rasa sudah cukup. Jadi, sekarang ia hanya tinggal menunggu kepulangan Arka dari kampus.
Ahh, untuk masalah Elang. Dia sedang diboyong oleh Mamanya, kebetulan Marcell;putra dari Kakaknya juga ada di sana. Dan sepertinya, kedua orangtua Linzy sedang ingin menghabiskan waktu dengan mengasuh kedua cucunya.
"Sayang?"
"Haiii," Linzy langsung tersenyum begitu mendapati Arka masuk ke dalam kamar. "Kamu mau langsung mandi? Aku udah siapin baju-"
"Sayang," Arka menarik pinggang Linzy, hingga ia masuk ke dalam dekapannya. Otomatis, ucapan Linzy tadi pun menjadi terpotong.
"Kenapa?"
Arka menarik napasnya dalam-dalam, menatap lekat istrinya yang tampak sangat cantik. "I'm so sorry,"
"Sorry? For what?"
"Ke acara reuni kamu, kayanya nanti aku nyusul. Gapapa?"
"Kamu sibuk? Ada kerjaan lain?" Tanya Linzy menaikkan sebelah alisnya.
"Maaf, sayang. Ini pun diluar dugaan aku."
Linzy tersenyum tipis, sebelum akhirnya mundur beberapa langkah agar terlepas dari tangan Arka yang sedang melingkari pinggangnya. Arka yang mendapatkan respon seperti itu, tentu saja hanya pasrah. Lagi pula, ia sudah bisa menebak situasinya.
"Boo, kita udah pernah bahas ini sebelumnya. Dan kamu mau tetep pergi buat ngurusin kerjaan?"
"Sayang, client yang dari luar dateng sore ini. Aku ga bisa ngewakilin pertemuan pertama ke asisten aku, atau ke siapa pun itu. Cuma sebentar, aku janji, abis itu aku langsung nyusul kamu. Okay?"
"Bukannya kamu udah pastiin, kalo sore ini ga ada acara lain?" Tanya Linzy yang masih belum menerima alasan suaminya.
Mungkin jika Arka bilang lebih awal, Linzy tidak akan mempermasalahkannya. Dan mungkin kalian tahu sendiri, bagaimana semangatnya Linzy tadi saat menunggu kedatangan Arka, menyiapkan air hangat dan juga pakaiannya. Tapi hasilnya? Dengan tiba-tiba Arka menjatuhkan semangatnya begitu saja.
Arka membawa tangan Linzy ke dalam genggamannya. "Seperti yang tadi aku bilang, ini diluar dugaan aku, sayang. Client itu memang harusnya dateng besok sore, tapi karena-"
"Terus kamu mau aku ngalah buat client kamu itu, huh? Dia yang udah jelas dateng ga sesuai jadwal, kenapa kamu harus repot-repot buat nemuin dia sekarang?"
"Sayang,"
"Seriously, kita udah pernah bahas ini! Kerjaan ya kerjaan. Waktu keluarga, waktu kamu sama aku atau pun Elang, itu udah beda lagi, boo!" Tegas Linzy.
Arka mengangguk paham. "I know. Aku ngerti, sayang. Tapi untuk sekarang, aku mohon kamu juga ngerti ya, biar gimana pun aku udah jadi pimpinan perusahaan sepenuhnya. Aku punya tanggung jawab di sana." Arka berucap dengan tatapan tersirat penuh permohonan. Bahkan genggaman tangannya semakin mengerat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wedding [Completed]
FanfictionLinzy Adeeva dan Arka Saghara, mahasiswi dan dosen yang pernah menggemparkan seluruh warga kampus Universitas Alpha Indonesian, karena menyebarnya kabar pacaran mereka. Suka, duka, serta pahit, dan manis, sudah mereka temui dalam sebuah hubungan. ...