Chapter 13

14.5K 1.4K 165
                                    

~~~

"Boo, Elang sama siapa?"

"Elang sama Bunda. Jangan banyak pikiran dulu, lagi pula Elang ada aku."

Tangan Arka kembali memegang kening Linzy, yang masih terasa hangat. Terhitung sudah hampir dua hari, istrinya sakit karena kelelahan dan kurang tidur. Nyatanya, menjadi seorang Ibu tidaklah mudah. Seiring berjalannya waktu, ada banyak perubahan yang terjadi. Akhir-akhir ini, Elang sering terbangun dan bahkan rewel tengah malam, membuat Linzy sering ikut terjaga pula. Puncaknya kemarin lusa, daya tahan tubuh Linzy menurun drastis sehingga membuatnya sakit seperti sekarang.

"Maaf ngerepotin,"

"Stop bicara kaya gitu. Kamu tau kalo aku ga suka, kan?"

Linzy terdiam, memperhatikan Arka yang sedang mengusap-usap keningnya. Linzy merasa bersalah karena dirinya sakit, ia jadi kurang memperhatikan Elang, dan juga tidak melayani suaminya dengan baik. Bahkan Mama dan Bundanya sampai menginap di sini, untuk mengasuh Elang.

"Aku udah putusin mau nyari baby sitter,"

"Boo," Respon Linzy menggenggam tangan Arka. Pasalnya, dari awal ia sudah mewanti-wanti tidak ingin menggunakan jasa pengasuh. Cukup asisten rumah tangga saja. Masalah putranya, Linzy ingin Elang tumbuh dalam asuhannya sendiri.

"I know, aku ngerti maksud kamu, sayang." Ucap Arka menenangkan. "Lagi pula, baby sitter yang aku maksud emang ga bakal sepenuhnya ngasuh Elang. Contoh kecilnya, kalo kamu mau mandi, masak, atau ada kegiatan apapun diluar, kita bisa titipin Elang. Di usia Elang yang sekarang, aku rasa ga baik kalo kita udah bawa dia pergi keluar." Jelas Arka.

"Tapi boo,"

"Seengganya, dengan ada baby sitter kekhawatiran aku sama kamu sedikit berkurang. Istilahnya kamu jadi ada temen ngobrol juga, apalagi Bi Arum dateng ke sini cuma seminggu tiga kali."

"Jadi, mau yaaa?" Lanjut Arka membujuk Linzy.

Selain takut istrinya kembali mengalami hal yang sama seperti ini. Arka pikir, jangan sampai istrinya pun merasa kesepian, ketika Arka sedang berada di kampus maupun di kantor. Biar bagaimana pun, Arka tidak bisa full 24 jam berada di rumah, untuk mengawasi dan menjaga keluarga kecilnya.

Linzy menatap suaminya dengan sayu, bibir mungilnya terlihat sedikit kering dan pucat. "Iya, aku mau. Tapi, ada syaratnya."

"Apa, sayang?"

"Baby sitter buat Elang, harus pake kriteria dari aku. Dan nanti, sebelum bener-bener ngasuh Elang, aku mau dia di tes dulu, buat tau kinerja ngasuhnya kaya gimana."

Di jaman sekarang, sudah ada banyak kejadian yang dimana beberapa pengasuh anak, sering kali melakukan tindakan kekerasan. Maka dari itu, Linzy ingin benar-benar memilih pengasuh yang baik dan bertanggung jawab untuk putranya.

Arka langsung mengangguk mengiyakan. "Aku ngerti sama kekhawatiran kamu. But, jangan khawatir, sayang. Aku pasti cari baby sitter terbaik buat Elang."

"Thank you, boo."

"No! No thank you. Intinya sekarang kamu harus cepet sehat lagi. Selain ga suka liat kamu kaya gini, aku juga ga suka denger kata maaf, apalagi permintaan maaf itu keluar karena kamu ngerasa ngerepotin aku. Seriously, aku ga suka, sayang."

Perfect Wedding [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang