Chapter 10

16.6K 1.5K 153
                                    

~~~

Usia kandungan Linzy sekarang menginjak sembilan bulan. Arka tentu lebih memperhatikan istrinya, sekarang ia pun sudah mengurangi pekerjaannya, baik itu yang di kampus, maupun di kantor.

Begitu juga dengan Mama Yuni dan Bunda Rifa, yang selalu menginap di akhir pekan secara bergantian. Sekaligus untuk jaga-jaga, apabila terjadi sesuatu pada kandungan Linzy. Biar bagaimana pun, Yuni dan Rifa lebih berpengalaman dalam hal itu.

Pemandangan pagi ini, tampak berbeda dari biasanya. Apa itu? Linzy dengan perut buncitnya, duduk manis sembari meminum susu. Tersenyum kecil, memperhatikan Arka yang sedang fokus mencuci piring.

Ya, hari ini Bi Arum mengambil hari libur karena harus datang ke sekolah anaknya, untuk rapat orangtua.

"Boo, padahal ga cuci piring sehari, ga bakal bikin kerjaan numpuk tau,"

"Udah, bumil diem. Selagi Bi Arum ga ada, ini semua jadi urusan aku,"

"Iya Ayah, iya." Ucap Linzy masih mempertahankan senyumnya. Entah sudah ke berapa kalinya Arka berucap demikian, serta melarangnya ini-itu.

Selain karena faktor usia kandungan Linzy yang sudah menginjak bulan kelahiran. Mungkin, sisi overprotective Arka kembali meningkat karena saat check up kemarin, Linzy disarankan untuk lebih banyak istirahat. Tidak hanya pada ibu hamil trimester pertama, sebaiknya semua ibu hamil tidak berdiri terlalu lama sehingga menyebabkan kelelahan. Ini karena kelelahan pada ibu hamil juga dapat menyebabkan varises, yaitu pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah vena akibat terjadinya penumpukan darah.

Selain itu, tubuh yang terlalu lelah selama hamil akan meningkatkan risiko lemas pada tubuh. Jika tubuh sudah lemas, ini bisa meningkatkan risiko terjatuh hingga pingsan dan berbahaya bagi kesehatan ibu maupun janin. Kelelahan juga bisa memicu risiko keguguran. Hal itu membuat Arka benar-benar berperan menjadi suami siaga.

"Boo, kesel deh, masa Kak Nadine sama Keenan ngeledekin pipi aku, katanya makin bulet," Adu Linzy setelah membaca pesan dari mereka berdua, yang baru saja memberikan komentar di postingan terakhirnya.

"Wajar, sayang. Mereka ga sepenuhnya salah, toh sekarang pipi kamu emang lebih berisi." Kekehan Arka justru terdengar menyebalkan ditelinga Linzy.

"Tapi kamu tetep sayang, kan?"

"Ya ampun, sayang. Pertanyaan apa itu? Yang ada aku makin gemes sama kamu, pengen gigit,"

Linzy terdiam, memperhatikan Arka yang baru saja menyelesaikan kegiatannya. Biar bagaimana pun sekarang berat badannya memang meningkat, ia tidak menampik, hanya kesal saja pada mereka yang sering menggodanya dengan banyak hal. Contohnya seperti ini,

"Zyzy badan lo makin lebar aja,"

"Body-nya bumil makin seluas samudra,"

"Demi apa, bapau aja kalah jauh sama pipi lo, Zy,"

See? Bisa kalian nilai sendiri semenyebalkan apa mereka, saat menggoda bumil ini.

"Jangan mikir yang aneh-aneh ah, aku bakalan tetep sayang sama kamu." Lanjut Arka menghampiri istrinya.

"Sekalipun aku gendut?" Tanya Linzy yang sepertinya masih belum puas.

Arka mengangguk, memperlihatkan senyum gelinya. "Ga masalah, yang penting kamu sehat."

"Emmm,"

"Apa? Mau nanya apalagi, hmm?"

Arka sudah tidak bisa lagi menahan tawanya, melihat bagaimana tingkah istrinya sekarang. Memang dari kemarin-kemarin Linzy sempat merengek, memberikan pertanyaan serupa. Katanya dia takut apabila Arka akan berpaling saat ada perubahan yang terjadi padanya pasca melahirkan.

Perfect Wedding [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang