Chapter 16

12.5K 1.3K 145
                                    

~~~

Malam ini Arka dan Linzy tampak begitu serasi menggunakan setelan jas dan gaun dengan warna senada. Namun sayangnya, buah hatinya Elang tidak bisa ikut karena acara perusahaan dari rekan kerja Arka ini diadakan malam hari, di hotel. Jadi, mau tidak mau Elang harus dititipkan pada Alin.

Kehadiran Linzy disamping Arka tentu mengundang perhatian beberapa rekannya, dan entah sudah ada berapa banyak dari mereka yang sengaja ingin berkenalan langsung dengan nyonya Saghara ini. Linzy saja sampai mengajak suaminya duduk, karena merasa kakinya pegal harus melayani mereka yang nyatanya tidak dalam jumlah sedikit.

Meja dan kursi yang disediakan memang diperuntukkan untuk beberapa orang. Begitu pun dengan Arka dan Linzy yang sekarang duduk bergabung bersama rekan yang lain.

"Gimana Elang?"

"Kata Mba Alin Elang baru aja tidur," Balas Linzy menunjukkan isi pesan dari baby sitter-nya. "Setelah lahir, sekarang aku pengen Elang cepet gede deh, biar dia bisa ikut sama kita kemana-mana." Lanjut Linzy mengungkapkan isi hatinya.

Sebagai seorang ibu, tentu hadir perasaan tersendiri kala kita harus menitipkan si buah hati pada pengasuh. Namun dibalik itu semua, tentu untuk kebaikan Elang sendiri. Apalagi angin malam memang tidak baik untuk kesehatan, pastinya mereka berdua tidak menginginkan hal-hal tersebut menyerang putranya.

"Sama, bunda. Tapi, ya mau gimana lagi? Hmm, mungkin weekend nanti kita bisa keluar bertiga sama-sama."

"Ke mana?"

"Nanti deh, kita cari dulu referensi tempat yang sehat buat baby."

Linzy mengangguk setuju, sepertinya itu bukan lah ide yang buruk. Perlu kalian ketahui, selama hampir dua bulan ini, mungkin hari-hari weekend mereka selalu di rumah menghabiskan momennya bersama Elang. Baik itu menurut Arka maupun Linzy, udara diluar masih terbilang berbahaya, dalam artian tidak sehat untuk Elang yang bahkan belum menginjak genap dua bulan.

"Laper ga? Mau aku ambilin makanan?" Tawar Arka dengan mata yang memperhatikan istrinya.

"Ini aja cukup, boo." Balas Linzy menunjuk beberapa macam hidangan makanan yang kebetulan sudah tersedia dimeja. "Eh sini dulu, liat aku."

Sontak saja Arka langsung menatap Linzy bingung. "Kenapa?"

"Ini, rambut kamu kena angin, jadi keliatannya agak berantakan."

Dengan penuh perhatian, Linzy merapihkan tatanan rambut Arka. Ia seolah tidak memperdulikan beberapa pasang mata yang saat ini mendadak tertuju padanya. Linzy sengaja cuek, karena niatnya memang bukan ingin memamerkan kemesraannya. Itu murni karena tangannya yang sudah sangat gatal ingin merapihkan rambut Arka.

"Adeknya Pak Arka?"

"Ini istri saya," Ucap Arka memperjelas kebenarannya.

"Ahh maaf-maaf, kebetulan waktu itu saya ga bisa hadir di acara resepsi kalian. Jadi, saya ga tau mempelai wanitanya."

Linzy hanya tersenyum, tidak berniat untuk bergabung ke dalam obrolan mereka. Dan, tanpa Linzy sadari, Arka disampingnya tiba-tiba bak cacing kepanasan melihat client nya yang baru saja bertanya, ternyata mencuri-curi pandang ke arah istrinya. Oh ayolah, siapa yang tidak bisa mengartikan hal tersebut? Right?

Fakta yang kalian tidak tahu adalah, client yang baru saja diberi tanda oleh Arka ini memang belum menikah. Hal itu tentu saja membuat kewaspadaan Arka kian meningkat.

Perfect Wedding [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang