~~~
Selesai mengunjungi rumah mertua dan orangtuanya, tak lupa Linzy pun berkunjung ke rumah Kakaknya, Nadine. Kedatangan Linzy dan Arka langsung disambut hangat, karena kebetulan Ezra pun ada di rumah, menemani bumil yang sedang manja-manjanya.
"Gimana nih, Zy? Made in Bali nya, sukses?" Kekeh Ezra.
Linzy beringsut malu mendengar godaan dari Kakak iparnya itu. Kenapa perihal made in Bali bisa menyebar seperti ini, astaga! Kira-kira siapa biang keroknya?
"Belum ada tanda-tanda sih, Bang. Tapi, doain ajaa hehe." Balasnya sedikit salah tingkah. Arka yang diam-diam memperhatikan pun, hanya tersenyum saja.
"Zyzy udah ngebet banget tau, Bang." Timpal Arka.
"Oh yaa?" Kali ini Nadine yang bersuara, ditemani tatapan jailnya.
"Heh, Kak Agha juga yaa!"
Linzy bukannya gengsi, ia hanya malu jika digoda seperti itu oleh mereka. Apalagi, jika sedang berkumpul seperti sekarang, pasti yang akan menjadi korbannya adalah Linzy. Yaa, karena perempuan berpipi bulat ini mudah salah tingkah. Dan, siapa pun itu yang melihatnya akan berakhir dengan lagi dan lagi untuk menggodanya.
"Semoga cepet-cepet deh yaa, biar nanti umurnya ga jauh beda juga kaya sekarang Marcell sama Elang."
Disebrang sana, Elang dan Marcell, sudah sibuk berdua dengan berbagai macam mainan berceceran disekitarnya. Itu masih terbilang akur. Karena lama-lama, pasti salah satu diantaranya suka ada yang menangis. Tapi bisa dibilang, Marcell sudah lebih sering mau mengalah untuk Elang. Idaman sekali si kecil yang tak lama lagi akan menjadi kakak ini.
"Aaaa Bang Ez, jangan bikin aku makin ga sabar."
"Berdoa sama ikhtiar, Zy." Balas Ezra lagi.
"Tuh didenger, sayang." Arka mengedipkan matanya ke arah Linzy. Karena terhitung sudah beberapa hari ini, mereka belum melakukannya lagi. Padahal, menurut Arka dimana saja tempatnya yang penting membuahkan hasil. Right, dude?
Oh ya ampun, kali ini mereka berdua memang kompak menantikan kehadiran putra atau pun putri kedua didalam perut Linzy. Atau bisa dikategorikan, terkesan amat excited.
"Kode-kodeannya suka bikin gemes yaa, sayang." Komentar Nadine menatap suaminya.
Arka refleks langsung merangkul Linzy, seolah memperlihatkan keromantisan mereka yang semakin manis. Ezra saja sampai buang muka, masih merasa heran karena sisi Arka yang seperti bunglon saat bersama Linzy.
"Kak Nadine gimana? Marcell rewel ga, mau punya adek baru?"
"Yaa gitu, kadang lebih manja dari biasanya."
Ezra mengangguk setuju. "Nih, sama kaya Ibunya, Zy."
"Wajar dong, kan hormon ibu hamil!" Balas Nadine tak mau disalahkan.
"Udah ada ngidam yang aneh?" Kekeh Linzy memperhatikan interaksi kakak dan juga kakak iparnya.
"Alhamdulillah Zy, sekarang masih aman-aman." Ezra mengacungkan jempolnya.
"Ga asik ah, Bang. Zyzy dong nih, mau ikan lumba-lumba sama piranha. Aduh-duh, sakit sayang!!!" Ringis Arka saat merasakan cubitan dipinggangnya.
"Nanti kalo misalnya yang kedua ini mau ikan duyung, harus diturutin loh, yaa!" Kekesalan Linzy, mengundang tawa Nadine dan juga Ezra.
"Kamu mau sama pulau-pulaunya pun aku beliin."
"Gas Zy, gas!" Kompor Nadine.
"Tiap malem jangan kasih kendor!" Tambah Ezra ikut-ikutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wedding [Completed]
Fiksi PenggemarLinzy Adeeva dan Arka Saghara, mahasiswi dan dosen yang pernah menggemparkan seluruh warga kampus Universitas Alpha Indonesian, karena menyebarnya kabar pacaran mereka. Suka, duka, serta pahit, dan manis, sudah mereka temui dalam sebuah hubungan. ...