Chapter 42

9K 1K 43
                                    

~~~


"Jangan nakal ya, dengerin apa kata ibu guru. Harus nurut." Pesan Linzy dengan posisi berjongkok didepan putranya.

Elang menganguk-anggukan kepalanya lucu. Dilehernya tampak menggantung botol minum tupperware beranimasi power ranger.

Sudah terhitung dua minggu Elang bersekolah, di Britian's School. Dari hari ke hari, Elang selalu bersemangat karena senang bisa bertemu dengan teman-teman barunya. Dan sekarang, ia seolah memiliki rutinitas baru, setiap malam sebelum tidur, pasti Elang akan menceritakan kegiatannya pada Linzy dan juga Arka.

Contoh kecilnya, kira-kira seperti ini ;

'Tadi Elang belajar nyanyi lagi, terus yang udah hapal disuruh tampil didepan kelas sama ibu guru.'

'Ayah, Bunda... Elang dikasih hadiah sama bu guru, karena dapet nilai A.'

'Pas pembagian kelompok mewarnai, banyak yang mau satu kelompok sama Elang lhoo... Kenapa ya?'

Dan, masih banyak lagi pastinya.

"Elang masuk dulu, Bunda..."

Linzy mengangguk, ditemani senyumnya. Putranya benar-benar terlihat tampan memakai seragam sekolah. Sebelum benar-benar masuk, Elang mencium punggung tangan Linzy dan berkata sesuatu.

"Oh iya, Bunda juga hati-hati, yaa? Jangan sampe adek bayinya kenapa-napa didalem."

"Iyaa sayang. Makin hari, kayanya bawelnya kamu ngikutin Ayah deh." Kekeh Linzy.

"Elang emang disuruh Ayah buat bawelin Bunda."

Satu alis Linzy sedikit terangkat.

"Tapi, tanpa Ayah suruh juga Elang bakal tetep bawel sama Bunda."

"Kenapa?"

"Elang ga mau Bunda disuntik lagi kaya waktu itu." Ucapnya pelan, hingga kembali menghadirkan senyuman Linzy.

Alasan yang terdengar sederhana, namun dalam maknanya. Nyatanya, sekecil apapun bentuk perhatian dari sang putra memang selalu sukses membuat hati Linzy menghangat. Ia selalu tersentuh kala mendengar kata-kata polosnya. Ahh, betapa beruntungnya Linzy dikaruniai pangeran kecil ini.

"Engga, Bunda ga bakal sakit sampe harus disuntik lagi. Apalagi, sekarang ada Elang sama Ayah yang jagain Bunda."

Elang ikut tersenyum, lalu memeluk Linzy. "Elang masuk dulu, dadah Bunda..."

"Semangat sekolahnya, my boy!"


~~~

Kedatangan Linzy ke kantor, tentu saja mengundang perhatian. Khususnya beberapa pegawai baru yang memang belum pernah bertemu secara langsung. Tak sedikit dari mereka yang memuji paras Linzy. Mungkin, jika kemarin-kemarin mereka penasaran dengan istilah seperti apa sosok istri Arka. Kini, yang ada mereka mendadak insecure.

Linzy tampak membalas sapaan-sapaan dari mereka dengan seulas senyuman.

Alasan Linzy datang kemari, hanya ingin saja sebenarnya. Setelah beberapa minggu menghabiskan kegiatannya di rumah, Linzy rasa akan kembali membosankan jika setelah mengantar Elang ke sekolah, ia kembali lagi ke rumah. Jadi, ia putuskan untuk datang saja ke kantor Arka. Tanpa sepengetahuan Arka tentunya. Toh, kalau pun Arka marah atau mengomelinya, Linzy hanya perlu beralasan bahwa ini keinginan sang baby. Gampang. Karena Linzy yakin, itu adalah alasan yang tidak bisa Arka tolak atau Arka perdebatkan.

Perfect Wedding [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang