Chapter 2

25.2K 2K 296
                                    

~~~

Boo, kamu lagi di kampus atau di kantor?

Linzy menatap ponsel kesayangannya, masih menunggu pesan balasan dari Arka. Di jam-jam sekarang, semoga saja suaminya tidak sedang sibuk.

Dan, pucuk dicinta ulam pun tiba. Tidak menunggu waktu lama, ponsel Linzy bergetar menampilkan panggilan dari suaminya.

"Kenapa, sayang? Aku lagi di kantor," Sapaan hangat Arka langsung terdengar di telinga Linzy.

"Lagi sibuk?"

"Engga terlalu."

"Pulangnya masih lama, ga?" Tanya Linzy menggigit bawah bibirnya. Terselip perasaan tidak enak juga, karena harus menganggu waktu berkerja Arka. Tetapi mau bagaimana lagi, keinginannya sekarang sudah tidak bisa ia tahan.

"Tergantung, sih. Kalo kamu minta aku pulang sekarang, ya berarti ga lama lagi aku udah di rumah."

Linzy hanya tersenyum. Memangnya maksud dan tujuannya menghubungi Arka, sudah tercium oleh suaminya? Jika iya, itu sungguh hebat.

"Jadi, kenapa Bunda?"

"Mau sop buntut,"

"Yang kemarin mau sate kelinci, sekarang mau sop buntut, hmm?" Tanya Arka dengan kekehannya.

"Iya, mau banget. Barusan aku liat di explore instagram langsung ngiler,"

Selama satu minggu ini, Arka sudah menuruti berbagai macam keinginan Linzy, yang sedang dalam masa ngidam. Dimulai dari es kelapa muda, bubur ayam dikantin kampus, martabak manis dengan topping keju, pecel lele, hingga yang terakhir kemarin yaitu sate kelinci.

Sejauh ini, masa ngidam Linzy masih di kategorikan dalam batas wajar. Karena Arka belum pernah mendengar keinginan Linzy yang aneh-aneh. Jika kedepannya hal itu terjadi, semoga saja keinginan istrinya hanya sebatas aneh, tetapi tetap masuk akal.

But, diluar itu semua, Arka pasti akan berusaha semampunya untuk mewujudkan semua keinginan Linzy di masa-masa kehamilannya ini.

"Yaudah, tunggu ya. Sekarang aku beli dulu,"

"EHH, JANGAN!" Linzy berteriak spontan, karena maksud dari keinginannya bukan seperti itu.

"Kok jangan?"

"Aku mau makan di tempatnya langsung, sama kamu."

Di sebrang sana, Arka kembali tersenyum mendengar maksud istrinya. Dari suara Linzy yang terdengar pelan karena malu, itu justru menambah kesan menggemaskan untuknya.

"Dengan senang hati, sayang."

"Hati-hati, jangan ngebut." Ucap Linzy penuh perhatian.

"Okay, siap laksanakan Bunda!"

"Tadi sayang, sekarang Bunda. Ga konsisten banget,"

"Gapapa, toh intinya tetep sama kok. Aku sayang kamu, Bunda."

"Boo, serius deh. Lama-lama aku bisa diabetes dengernya," Rengek Linzy cemberut, berbeda halnya dengan Arka yang tertawa puas.

Perfect Wedding [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang