Tontonlah dulu video di atas tuh!
Visual Wijang waktu lebaran😌Riuh terdengar saut-sautan, tawa ringan serta guyonan mendominasi seluruh penjuru ruangan. Semua orang merasa suka cita menyambut datangnya hari raya, tua muda hingga balita berkumpul tak menemui beda. Terlihat para emak-emak dengan dandanan semarak, hingga para bapak yang tampil maskulin dengan baju koko yang telah disetrika licin.
Wijang dan Arin tak mau ketinggalan momen penting, kamera siap sedia mengabadikan setiap ketampanan dan kecantikan mereka yang tampil beda dengan balutan baju baru hasil pilihan sang Ibu. Seketika, image anak kosan yang saben pagi nangkring di teras sambil sarapan bubur ayam dengan muka sebelas dua belas macem gelandangan, kini telah hilang.
"Gilak, ngapain aja sih elu?!" Wijang meradang ketika menunggu adiknya selesai berdandan.
"Sabar elah, alis gua kagak mencong sebelah kan ya?" Tanya Arin sambil berkaca di layar handphone-nya.
"Eh Wijang, Arin, ayo berangkat!" Peringat salah seorang saudara mereka yang menyaksikan kakak beradik itu masih saja leha-leha.
Tampak begitu banyak orang yang berduyun-duyun menuju masjid untuk melaksanakan Sholat Ied. Tak cukup hanya lapangan, bahkan jalan raya saja digelari terpal untuk menampung jamaah yang datang agar tak sumpal-sumpalan.
"Bagi ceban!"
"Buat apaan bang?" Arin kebingungan.
"Infak, bloon!"
"Aaah," Arin pun memberikan abangnya uang sesuai permintaan sesaat sebelum mereka berpisah jalan.
Takbir menggema hingga terus terngiang-ngiang di telinga, begitu banyak manusia yang saling bersalaman memohon maaf atas kesalahan. Arin datang menghampiri sang abang yang tengah mabar bersama para bujang lain saudara mereka.
"Woy! Acara inti nih acara inti!" Teriak Arin yang bar-barnya kumat.
Tanpa pikir panjang semua bubar menuju ruangan depan tanpa terkecuali Arin dan Wijang.
"Tak kasih dobel ngga usah bilang adikmu," pesan eyang putri ketika Wijang berlutut sungkeman sekaligus ngarep THR lebaran.
Menatap amplop, nih bocah langsung cengegesan sambil memandang remeh sang adik.
Meanwhile Arin yang lagi salaman sama eyang kakungnya, "Buat beli alat dandan, mas Wijang jangan dikasih tau."
▪︎~▪︎
Beberapa jam kemudian—
Entah hanya dirasakan oleh Arin-Wijang atau semua insan, ketika lebaran setelah dzuhur malah merasa gabut ngga ada kerjaan. Saudara mereka banyak yang memilih tidur siang sambil nunggu teduh buat halal bihalal muterin perkampungan. Sebelum itu, Wijang mengabari kalau anak kosan akan melakukan halal bihalal via virtual.
Lama panggilan tak kunjung diangkat sang tuan, sedari tadi hanya ada Arin dan Wijang yang menunggu sambil ngemil kacang bawang.
"Ey yow! Whats up?" Sapa Jaenudin dari dalam layar.
"Oy, minal aidin bang!" Balas Arin dan Wijang hampir bersamaan.
"Minal aidzin juga, maafin keselahan gua ya, tapi keknya banyakan kalian deh yang salah ama gua, xixixi. Yang laen mana nih?"
"Ngga tau, lagi pada ngebo mungkin." Jawab Arin.
"Eh Surya, ada temen mu ini!" Layar kembali memunculkan sosok baru, Mamaknya si Surya tercinta.
"Minal Aidzin tante!" Ujar mereka bertiga antusias pada ibunya Surya.
"Ooo yaaa! Minal aidzin juga yaaa! Sik sebentar tak panggilkan dulu Suryanya!" Mamak Surya pun berteriak memanggil anak kesayangannya, namun sayangnya beliau lupa mematikan microphone sehingga membuat telinga seperti diterjang geluduk di siang bolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Asik Bersama Day6
FanfictionCerita perjuangan muda mudi untuk terus menjalani kehidupan dengan bekal yang pas-pasan. Tetap bertahan menghadapi lika-liku dengan sedikit uang di saku. Kegilaan selalu menemani kerasnya kehidupan, dengan sejumput kisah percintaan. "Seperti mati l...