Buat Darren

381 58 46
                                    

Darren, seorang pemuda yang tak pernah serius saat berujar pasal cinta, pun ketika merajut tali asmara. Tak seperti halnya Surya yang hanya menambatkan hatinya pada seorang wanita, atau bahkan Wijang yang sampai sekarang masih setia melajang. Darren tak pernah betah menjalani keseharian dengan status jomblo.

Anak-anak kosan saja, tak hafal berapa jumlah mantannya tuh bujang. Hanya Caca yang pernah Darren kenalkan pada mereka, itu pun karena doi temennya si Arin.

Entah karena obsesi untuk memecahkan rekor MURI dengan deretan mantan segudang, atau hanya Darren gunakan sebagai bagian dari kesenangan. Hanya dia dan tuhan yang tau kebenarannya, Wallahu a'lam.

Walaupun sangat ahli dalam perkara menggoda wanita, di kosan Darren tetaplah bocah ingusan yang sering menjadi sasaran bully-an para abang tingkatnya, tak terkecuali Arin dan juga Tika.

Hari ini, karena spesial hari bertambah tua usia oknum Darren Dirgantara, anak-anak kosan heboh menpersiapkan berbagai kejutan dan juga bahan ceng-cengan.

"Ngga usah beli, bikin aja sendiri."

"Emang lu bisa?" Tanya Jae pada Tika yang sejak awal diskusi ngotot sekali ingin membuatkan Darren roti.

"Bisa bisa, jago gua mah kalo cuma bikin roti."

"Kurang percaya tapi gue," ujar Surya ikut mengutarakan unek-uneknya.

"Bisa ya gua, orang dibantuin sama Wijang juga."

"Lah, makin kagak yakin gua!" Ujar Jae dengan komuk ngejeknya.

"Bisa bisa, jangan gitu napa bikin gua pesimis jadinya. Bisa lah gua,"

"Semerdeka lu aja dah," sambung Surya pasrah sebelum akhirnya minggat ke lantai atas.

"Ngeremehin gua ya lu pada?!"

"Kagak Tik ya allah su'udzon lo!" Jae berkilah.

"Bagi gocap sini buat beli bahan-bahan," Tika tetaplah Tika yang sering memalak tanpa aba-aba.

"Lailahaillallah, kagak ada Tika. Kalo goceng nih ada," jawab Jae sambil merogoh-rogoh gusar saku hoodie-nya.

"Ck, miskin!"

"Ngaca wak!!!"

Setelah selesai berembug dengan Jae, Tika segera menemui Wijang untuk mengajak noh bujang belanja bahan-bahan.

Dibandingkan dengan yang lain, bisa dibilang Wijang yang paling lemah gemulai nan penyabar. Dia juga jarang mengeluh jika diperbudak oleh anak-anak lain.

Surprise buat Darren, ide awalnya juga Wijang yang menyampaikan. Bahkan, dia juga yang ngajak Tika buat bikin roti bersama. Yah, walaupun ibarat ikutan Master Chef Indonesia, bisa-bisa masakannya Wijang langsung dilepehin sama Chef Juna.

"Jadi-kan Tik bikin roti yang tadi gua chat?"

"Kalo elu emang mantep, gua sih ayok aja."

"Bahan-bahannya udah lu catet semua?" Wijang lagi-lagi bertanya.

"Udah,"

Setelah merasa semua yang dibutuhkan untuk membuat roti terpenuhi, Wijang dan Tika segera balik ke kosan.

Tak jauh berbeda dengan situasi pasar Tanah Abang, di kosan ramenya juga ngga ketulungan. Sohibnya bocah-bocah pada dateng ikut ngerayain ultah, walau niat sebenernya cuma pengen numpang makan aja.

"Darren emang kemana Rin?" Tanya Naya yang lagi bantuin masang lampu kerlap-kerlip.

"Tidur di kosannya Bang Januar dari kemaren sore."

Kosan Asik Bersama Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang