Kosan terasa tenang disebabkan para penghuninya yang sedang menikmati duit transferan awal bulan. Tak terdengar adanya bacotan bahkan baku hantam untuk memperebutkan sebungkus energen yang menjadi incaran.
Bocah-bocah lain mungkin memang merasa cukup dengan uang saku yang ditransfer ortu, tapi tidak berlaku untuk Tika yang ahli berkelit lidah membolak-balikan harga. Walau transferan tiap bulan lancar, doi tetap gencar untuk berjualan.
"Jae!" Teriaknya sambil mengetuk pintu kamar yang tak kunjung dibukakan, entah apa yang sedang dilakukan sang tuan di dalam.
"Gua masuk ya?"
Ketika masuk, Tika mendapati Jae yang ternyata sedang tidur sambil headset-an hingga membuatnya tak mendengar kegaduhan negeri wakanda dan isinya.
"Woy!" Gadis itu mencoba membangunkan Jae yang tidur meringkuk seperti pengemis jalanan, padahal kasur doi lebarnya ga kalah sama lapangan terbang.
"Apaan? Sono jauh-jauh deh!" Usir Jae.
"Bangun dulu," ucap Tika sambil menarik-narik lengan kaos Jae hingga membuat sang bujang merasa tak nyaman.
"Apa?"
"Muka lu lagi breakout?" Ujar Tika sembari menyusun strategi.
"Lu ngerecokin gua tidur cuma mau nanya ginian?" Tanya Jae sensi dengan bibir miring-miring ala bu ibu rumpi.
"Kalem bos, gua kesini mau ngasih elu solusi."
"Solusi apaan, cepet?!" Jae masih main gas-gasan.
"Sabar, nih ayam emang sensian tapi cuannya banyak. Jadi sabar, tahan." Begitulah isi hati Tika yang sebenarnya tengah menahan hasrat untuk menggilas si pria di depan.
"Kulit masnya kering?" Tanya Tika dengan gaya bicara ala mbak-mbak salles pasar tanah abang kalo nawarin jualan.
"Iyah,"
"Bersisik?"
"Hah?!"
"Digaruk ngebul?" Lanjut Tika tak memerdulikan suasana sekitar.
"Engga," jawab Jae dengan wajah rada cengo sambil mempraktikkan apa yang diucapkan sang gadis barusan a.k.a ngegarukin mukannya sendiri.
"Ya ampun mas, kamu ini bujangan apa komodo liar?" Ujar Tika sambil menangkup pipi Jae.
Jae yang tidak terima dipadankan dengan komodo liar langsung naik pitam. "Apaan nih?! Lu jualan apa ngerusak harga diri orang?!"
"Jadi gimana? Beli ya paket skincare gua, murah kok entar gua kasih diskon," rengek Tika sembari menggoyang-goyangkan kedua pundak si Jae.
"Kagak! Biarin muka gue kek komodo liar, biar mampus lu muak tiap hari ketemu komodo! Sono keluar lu," ujar Jae mengusir dengan mendorong-dorong tubuh tipis segaris milik Tika.
"Medit bener jadi orang. Kagak ada cewek yang nemplok baru nyesel entar lu, kagak kawin-kawin!"
"Bodo amat, entar gua kawin ama lu. Gampang!" Balas Jae dari dalam kamar yang pintunya udah doi kunci biar aman.
"Dih, ogah gua jadi bini-nya komodo liar!" Saut Tika sembari jalan ke kamar lain sambil cengar-cengir.
Sebenarnya Tika cuma gimik aja nawarin skincare ke Jaenudin, karena tujuan awalnya nih cewek mampir ke kamar tuh orang emang cuma pengen ngusilin doang.
Entah kenapa, ngusilin para bujang kosan seolah healing time buat Tika untuk meredakan stress akan sulitnya kehidupannya sebagai seorang mahasiswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Asik Bersama Day6
FanfictionCerita perjuangan muda mudi untuk terus menjalani kehidupan dengan bekal yang pas-pasan. Tetap bertahan menghadapi lika-liku dengan sedikit uang di saku. Kegilaan selalu menemani kerasnya kehidupan, dengan sejumput kisah percintaan. "Seperti mati l...