41 - Bajingan Lemah Iman

5.6K 1K 1.3K
                                    

One day he will realize,He lost a diamond while playing with worthless stones

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

One day he will realize,
He lost a diamond while playing with worthless stones.

KUSHANDWIZDOM

⚫⚫⚫


Semenjak Jennie mengibul perkara tersasar malam-malam di pinggir jalan, Jennie tidak pernah menyangka kalau dia yang berani menelepon Agus empat hari yang lalu untuk memastikan dia ngambek betulan atau tidaknya itu malah berujung membuat keduanya jadi terus saling bertukar kabar setiap hari.

"Oh jadi ceritanya masih ngambek nih sama saya?"

Kalimat itu jadi pemula segalanya. Dipikir-pikir Agus itu lucu juga. Dia mengangkat telepon Jennie dan enggan mematikannya tapi juga cuma hm-hm doang kayak intro lagunya Nissa Sabyan. Makanya, Jennie yang sejatinya ialah orang yang gampang terbuka memanfaatkan kesempatan itu untuk bercerita pada Agus mengenai renggangnya hubungan dia dengan Lisa sebab Agus pun sudah mengetahui perihal dirinya dengan Tama. Yah, meskipun Jennie tak dapat saran penyelesaian, dengan ada yang mendengarkan saja Jennie sudah merasa senang.

"Kak Jennie!"

Jennie baru mau memasuki mobilnya ketika ada suara berat memanggilnya. Dia habis dari minimarket untuk membeli beberapa makanan ringan pengganjal perut. Sampai lelaki itu memanggil beberapa saat lalu, barulah Jennie sadar kalau dia diekori olehnya.

"Ya? Felix?"

"Saya, Kak, saya! Kalo saya siapa namanya??"

Jennie mengingat nama adik tingkatnya yang lain yang bersisihan dengan Felix tersebut, dia lebih tinggi sedikit dari Felix dan hidungnya bangir bukan main.

"Em—kamu namanya... Harno?"

Wajah kecewanya merespon, "Haruto, Kak! Harno mah nama bapak moyang saya!"

"Selama ini gue kira nama bapak lu itu Sasuke."

"Maap, just because I am Haruto, doesn't mean my bokap is Sasuke. Just because I am Japanese, doesn't mean I am wibu."

"Itu tandanya lo nggak mencintai hasil karya negara lo sendiri."

"Kata siapa?? Gue suka karyanya kok. Tapi yang dalam bidang ikeh-ike—"

Jennie memotong, "Ada apa ya manggil saya?"

"Engganu, Kak... cuma mau say hi aja sih, kan sejak Kak Jen KKN saya nggak bisa liat Kak Jen, hehe..."

Felix menggaruk belakang lehernya, lelaki blasteran Australi itu tersenyum canggung lalu mengulurkan thai tea berbungkus gelas plastik pada Jennie. "Buat Kak Jennie."

"Dalam rangka apa, nih?"

"Harus ada acara dulu kah baru boleh ngasih sesuatu ke kakak?"

Sebelum membuat tangan Felix pegal, Jennie menerima thai tea pemberiannya sembari tersenyum tipis. "Makasih, ya. Tapi jangan sering-sering, nanti kakak jadi enak."

KKN [ bp × boys ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang