33 - Jadi, Ini Kamu Yang Sebenarnya?

5.4K 1.1K 1.2K
                                    

dua chapter yang aku double update malam ini komennya harus sampe 1k ya! mau aku double update lagi kan? ayo semangat votmentnya❤️ happy reading prudentirals!🥰

.
.
.
.


I break my own heart by expecting people to be as attached to me as I am to them

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I break my own heart by expecting people to be as attached to me as I am to them.

—unknown

⚪⚪⚪

Apa yang lebih menyebalkan dari melihat orang yang kita suka mengobrol begitu akrab dengan orang yang juga menyukainya seperti kita?

Jawabannya, tidak ada. Atau bahkan tidak sempat terpikirkan hal-hal menyebalkan yang lain tatkala hal menyebalkan yang tengah terjadi sudah cukup membuat hati dilanda nyeri.

Ketika tadi Jimmy bilang bahwa Rose sedang berbincang hanya berdua dengan Jeff, semestinya Arjun tak perlu menaruh banyak rasa tertarik atau lebih tepatnya ingin tahu seberapa dekat mereka lewat menguping isi pembicaraan keduanya. Arjun sudah menebak kalau barang kali hal ini akan berdampak membuat dirinya sendiri cenderung acap kali membandingkan, mana yang menuju garis finish lebih unggul—tentunya antara dia atau Jeff sebab mereka memulai dari garis start yang sama, meskipun lintasan mereka di jalan yang berbeda.

Ibaratnya, Jeff punya potensi juara lebih masuk akal diterka. Well, sejenis punya previllege dan seribu keberuntungan tanpa banyak usaha juang, dia bisa kapan saja tancap gas melewati jalan tanpa batas. Siapa yang ingin menolak bila ditaksir oleh Ketua BEM tampan, terkenal, pintar dan tajir? Bisa langsung adakan survey dadakan, pastinya semua wanita di kampus tak ada yang sanggup menggeleng demi menolak seorang Jeffrey Davidson.

Dan Arjun, si lelaki biasa-biasa saja dengan takaran humor dilebihkan Tuhan pun hanya punya dua pilihan. Menantikan keberhasilan yang belum nampak hilalnya atau menunggu dirinya didepak secara jelas oleh kenyataan tak bisa berakhir berjalan beriringan dengan tangan saling menggenggam. Opsi kedua itu worst scenario yang perlu Arjun siapkan dari sekarang, lebih baik mulai mencoba menerima banyak kenyataan pahit daripada berakhir jadi insan yang malang.

Tidak ada tempat sembunyi yang strategis untuk menutupi tubuh kekar nan bongsor milik Arjun, makanya Arjun hanya bisa sok pura-pura duduk anteng di saung halaman rumah sementara Rose dan Jeff duduk di dekat teras—kira-kira jaraknya sepuluh langkah dari posisi Arjun. Ponsel xiaomi di tangan Arjun jadi alibi, karena Arjun hanya sendiri, dia tentu tidak mungkin tak melakukan apapun yang berujung bisa dicurigai.

Teman-teman yang lain sedang berpencar membeli pecel lele dan gado-gado untuk makan kali ini, Arjun yang menolak ikut itu pun dititipkan beberapa barang di saung seperti ponsel Lisa, Jennie, Sehan, Jeon, dan Rose yang tengah diisi daya secara bersamaan (kebetulan saungnya sudah difasilitasi stop kontak).

KKN [ bp × boys ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang