Sehan + cahaya ilahi = rahim anak perawan auto anget~
⚫⚫⚫
Kalo ditanya pemandangan apa yang paling menarik selama perjalanan menuju tempat KKN, alih-alih jawab pemandangan gunung yang indah ataupun pepohonan yang rindang, Jisoo lebih tertarik buat terus ngelirik Sehan yang lagi nyetir dengan tangan kekarnya, apalagi wajah tampannya itu kena biasan sinar matahari.
Mau ambyar aja Jisoo rasanya, kenapa pula harus dia yang duduk di samping Sehan? Temen-temen sekelompoknya itu seolah pengen jodohin Jisoo sama Sehan dengan cara sengaja menuhin bangku kosong di belakang, alhasil pas Jisoo mau duduk, cuma ada satu tempat yang tersisa yaitu di samping Sehan.
Padahal mini busnya ini terbilang kebesaran kalo buat sepuluh orang doang, tapi, barang bawaan mereka pada ribet-ribet. Kayak si Arjun yang bawa gitar yang lagi dimaenin sama dia sekarang.
"Jim, nyanyi Jim," pinta Arjun, dia ngenjreng gitarnya dengan lihai.
Jimmy kemudian memejamkan matanya, mulutnya mulai terbuka lalu ia pun bernyanyi,
"Nuhina hinu hina hinu hiyyahh~"
Sontak Arjun langsung memberhentikan genjrengan gitarnya, ngakak soalnya pas bagian "hiyyah" nya itu mukanya Jimmy jelek banget. Kira-kira kaya gini:
Jimmy ngambil sisir di tangan Tama yang duduk di sebelahnya, dia kemudian merem lagi terus bikin seolah-olah sisir itu kaya mic."Nuhina hinu hina hinu hiyyahh~"
Jimmy naikin lagi nada falesnya dari yang tadi. Dia juga bikin mukanya sekocak mungkin, tapi Rose malah mendelik jijik serta Jennie dan Jisoo yang tergelak tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN [ bp × boys ] ✓
Fiksi PenggemarKuliah-Kerja-Nyinlok Sepuluh orang yang dipaksa untuk tinggal satu atap di desa terpencil. Tanpa akses internet dengan bumbu-bumbu perdebatan masalah pribadi di dalamnya. Belum lagi urusan cinlok yang sudah tidak menjadi rahasia umum lagi saat KKN...