"Jangan jauh-jauh. Nanti kamu tersesat, saya yang repot."
⚪⚪⚪
Menarik perhatian.
Dua kata yang mulai terngiang di kepala Jennie tiap kali berpapasan tanpa sengaja dengan Agus di rumah.
Jennie bukan lagi pemula yang baru mengerti setiap kata-kata yang terlontar dari mulut lelaki. Ia telah mengenal begitu banyak di antaranya dan tak sedikit kaum adam yang keluar masuk ke dalam kehidupannya. Jadi rasa-rasanya bila seorang Arabelle Jennie mudah terbawa perasaan begitu saja akibat kalimat-kalimat manis, terdengar begitu lucu. Bukan tipe Jennie sekali.
Ia pernah mengecap beragam tipe lelaki. Dari yang terlihat paling lugu hingga yang paling seksi, dari yang bermotor standar sampai bermobil sport, dari yang berjeans belel nyaris lusuh sampai yang berkemeja rapi dibalut jas.
Terserah ingin mengatakan bahwa Jennie player atau apa. Ia hanya lebih mengutamakan logika tiap kali menjalin hubungan dengan seseorang. Bergonta-ganti pasangan bukan berarti tanda kebrengsekan, Jennie hanya ingin mengenal banyak untuk dipilah mana yang terbaik, walau ujung-ujungnya belum ketemu hingga sekarang.
Beragam problematika pula sering melanda. Kuantitas teman lelaki Jennie memang lebih banyak daripada perempuan yang hanya bisa dihitung jari. Banyak yang perhatian, mendekat, tak jarang modus-modus ingin pdkt. Tapi Jennie hanya bersifat sewajarnya, belum ingin membuka hati--apalagi kalau dihitung-hitung ini sudah menginjak bulan keempat ia menjomblo dari sang mantan kekasih yang lebih memilih selingkuhannya ketimbang Jennie. Pahitnya jelas masih berbekas, belum lagi dampak sosial dari lingkungan yang hobi menjadikan dirinya bahan gosipan dari mulut ke mulut. Sampai-sampai sahabat sejak kecilnya, Mino Andrean rela menjauhinya akibat Jennie yang meminta--sudah terlalu banyak kesalah pahaman yang Jennie buat walau hanya sebatas mengokori kemana pun Mino pergi. Setiap diajak nongkrong di sini, salah satu teman mino pasti ada saja yang mengaku naksir Jennie, diajak nongkrong sana, digoda habis-habisan. Jennie cuma nafas aja kayaknya salah.
Dan well, kejadian yang sudah-sudah malah membuat Jennie menangkap hal lain dari perkataan Agus kemarin.
Jennie pikir, perihal menarik perhatian yang terucap dari bibir tipis lelaki itu, bukan dalam artian dia tertarik pada Jennie--melainkan Jennie yang terlihat paling berbeda dibanding Jisoo, Rose, maupun Lisa. Pakaian Jennie selalu nampak paling menonjol--dia yang paling berani mengenakan baju ketat, rok selutut yang mengekspos kaki jenjang, dan dia yang selalu terlihat kerepotan tanpa ingin menyusahkan orang lain itu malah ujung-ujungnya membuat orang lain mendekat untuk membantu.
Jadi, jangan pernah beranggapan bahwa Jennie semudah itu dibuat luluh hanya karena menyalah artikan perkataan Agus. Hatinya sudah kebal dan dibentengi dengan puluhan pengalaman pahitnya. Jennie tidak sebodoh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN [ bp × boys ] ✓
Fiksi PenggemarKuliah-Kerja-Nyinlok Sepuluh orang yang dipaksa untuk tinggal satu atap di desa terpencil. Tanpa akses internet dengan bumbu-bumbu perdebatan masalah pribadi di dalamnya. Belum lagi urusan cinlok yang sudah tidak menjadi rahasia umum lagi saat KKN...