"Jangan pernah ragukan ketampanan Ibin. Sekalipun jangan pokoknya!"
⚫⚫⚫
Siang bolong tatkala matahari berada di titik tertinggi dengan panas yang menyengat kulit, para ciwi-ciwi kelompok delapan harus merasakan atmosfer pengap di dapur yang lama-kelamaan bikin jengah juga.
Proker hari ini nggak terlalu berat, mereka hanya tinggal terjun ke kursus depan rumah pak kades nanti buat bantuin adik-adik ngerjain pr. Dan sekarang, mereka lagi super disibukkan untuk membuat makanan yang bisa dijajakan demi mengumpulkan uang untuk memeriahkan malam festival nanti.
Sebenernya, mereka mau-mau aja kalo disuruh patungan. Tapi Jeff menolak dan menghimbau agar kelompok mereka melakukan usaha terlebih dahulu. Jeff bisa aja sumbangin uang jutaan secara cuma-cuma, tapi dia nggak mau cara seinstan itu dan sebagai kepala dalam kelompok, semua harus ikut perkataan dia.
Jadi mereka akan jualan makanan di sekitar jalan raya. Agus pula ikut membantu atas perintah ayahnya, dia yang mengusulkan untuk menjual tahu krispi dan karedok--katanya itu yang paling gampang dan bakal laris kalo dijual di sana.
Alhasil, para ciwi lagi sibuk-sibuknya bergelut di dapur. Mereka sekarang udah pake daster milik Bu Euis--Agus juga yang mengusulkan mereka pake baju milik ibunya itu, kebetulan Bu Euis punya banyak daster berukuran kecil yang dulu suka dia pake saat dia masih muda, sekarang udah nggak muat akibat lipatan lemak di perut yang semakin berlapis-lapis kayak tanggo.
"Lis, cuci sayurannya yang bener ya. Kalo ada yang bekas dimakan ulet, dipotek terus buang." ucap Jennie yang lagi duduk deket pintu dapur pake jengkok, dia lagi milihin cabe buat bikin bumbu karedok.
"Siap!" balas Lisa yang kebagian tugas buat cuci sayuran.
"Jen, ini potong tahunya semana??" tanya Rose yang udah megang pisau, dia duduk di samping Jisoo yang juga kebingungan.
"Dibelah empat aja Rose." respon Jennie, dia kini beralih pada seplastik kacang setelah selesai meletakkan cabai pada cobek.
"Nggak kekecilan, Jen?" Rose bertanya lagi.
"Nggak kok, nanti kan pas digoreng ngembang."
"Oke."
"Terus gue ngapain, dong?" Jisoo melongo polos, menatap Jennie penuh tanya.
"Gimana kalo lo bagian nyuci piring aja? Lo berinteraksi sama mama lemon aja sana, sekalian tanyain kemana papa lemonnya." usul Lisa yang langsung mendapat tatapan tidak suka dari Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN [ bp × boys ] ✓
FanficKuliah-Kerja-Nyinlok Sepuluh orang yang dipaksa untuk tinggal satu atap di desa terpencil. Tanpa akses internet dengan bumbu-bumbu perdebatan masalah pribadi di dalamnya. Belum lagi urusan cinlok yang sudah tidak menjadi rahasia umum lagi saat KKN...