⚪⚪⚪
Jisoo
war war mawaaarrr
nanti sore jadi yaa
gue udah beli kuenya, lo gak usah patungan
gantinya beliin gue kokumi aja oke???Rose
ok"Dari siapa?"
Rose menoleh pada Jeff yang tengah menyetir, "Jisoo. Nanti sore kita mau ke rumah Jennie, mau surprise-in."
"Jennie ulang tahun?"
"Yakan? Kita semua tuh nggak ada yang tau. Orang dia nggak update apa-apa. Tapi jadi ngerasa bersalah deh..."
"Kenapa emang?"
"Ulang tahunnya dua hari yang lalu, baru kasih surprise sekarang."
"It's okay, better late than never." Jeff memutar setir dengan sebelah tangan ala-ala effortlessly ganteng. "Aku diajak nggak?"
"Loh, mau ikut?"
"Loh, nggak kepikiran ngajak?" balik Jeff, Rose langsung menggaruk belakang lehernya dengan kikuk.
"N-nggak gitu..."
Jeff malah tertawa gemas seraya mengusak kepala Rose. "Bercanda, sayang. Kalo mau girls time gapapa kok, aku ngerti."
"Oke..." Rose berusaha menyembunyikan pipinya yang memerah.
Kedua pasangan itu sedang dalam perjalanan tanpa arah sehabis makan di restoran ramen. Kelas Rose dan Jeff sama-sama selesai pukul dua siang tadi, makanya waktu yang bagus untuk jalan berdua ketimbang langsung pulang ke rumah atau berdiam di kampus terlalu lama—dalam hitungan hari mereka memang akan satu bulanan hubungan, tapi warga kampus masih suka menatap mereka layaknya pemandangan langka yang wajib ditontoni.
"Semalem aku mimpi. Ada kamunya, tapi aku nggak mau cerita."
Dahi Jeff berkerut, "Kok gitu?"
"Takut nyinggung kamu. Ada unsur agamanya soalnya."
Rose agak ngejleb ya pas bahas itu. Akan tetapi Jeff yang sempat ngebug beberapa saat itu mendadak terkekeh seolah Rose habis melontarkan sebuah lawakan.
"Kok kamu ketawa? Ketawa sarkas kaya di film-film, kah?"
"Bukan, ini ketawa lucu."
"Apanya yang lucu?"
"Coba mimpinya kamu ceritain dulu."
"Tapi kalo ada yang sensitif menurut kamu, kamu potong aja ya?"
"Mh-hm."
Rose mengambil napas dulu sebelum bercerita. "Aku mimpi hubungan kita awet. Sampai nikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN [ bp × boys ] ✓
FanficKuliah-Kerja-Nyinlok Sepuluh orang yang dipaksa untuk tinggal satu atap di desa terpencil. Tanpa akses internet dengan bumbu-bumbu perdebatan masalah pribadi di dalamnya. Belum lagi urusan cinlok yang sudah tidak menjadi rahasia umum lagi saat KKN...