31 - Biarkan Luka Mengudara

6.7K 1.2K 1.6K
                                    

700 votes, 1,3k comments. let's go Prudentirals, happy reading!

.

go to sleeplet your heart resthe's not worth it anymore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

go to sleep
let your heart rest
he's not worth it anymore

—r.h. Sin

⚫⚫⚫

Malam ini mendung. Setidaknya, itu yang bisa Jisoo simpulkan tatkala memandang langit yang dua kali lebih gelap pada beberapa jam yang lalu.

Merogoh ponsel yang sejajar dengan kaki dan menunjukkan pukul sebelas lewat empat puluh tiga menit—nyaris tengah malam, Jisoo mengusap wajah bantalnya yang terpaksa bangun sebab tenggorokannya mendadak terasa kering. Terakhir kali, sesudah makan malam tadi dia menyemil pentol pedas jajanan pembelian Jennie namun ia tak meneguk banyak air untuk menyegarkan dahaganya.

Kali ini juga mereka tidak begadang bersama, semua masuk ke kamar sejak pukul setengah sembilan dikarenakan selain tugas laporan KKN mereka telah tuntas semua, mereka juga kelelahan sehabis mengarahkan adik-adik kursus untuk menyiapkan penampilan acara perpisahan kelompok KKN minggu depan.

Nyawa sudah terkumpul semua, barulah telinga Jisoo menangkap suara rintikan hujan yang tentunya sudah diperkirakan oleh pertanda langit yang sangat kelam—untung saja jendela ditutup rapat, tidak dibuka seperti biasanya. Jadi tak ada titik air tampias yang mengenai wajah-wajah damai tidurnya mereka.

Butuh sekian menit untuk Jisoo menyadari bahwasannya seisi kamar mereka kini tidak lengkap. Hanya ada Jennie yang tidurnya menghadap tembok, Rose yang terlentang dengan sebelah tangan menutupi wajah dan tempat kosong di samping Rose yang semestinya diisi oleh keberadaan Lisa.

Tidak biasanya Lisa tidak memanfaatkan waktu tidurnya dengan baik. Apalagi semenjak insiden peletnya dari Ibin, waktu tidur Lisa jelas sering terpangkas cuma-cuma. Wanita itu bisa terlelap tak sampai lima menit bila kelewat lelah, juga bisa paling sulit dibangunkan selain dirinya. Tapi, sekarang Lisa kemana?

Mengikat asal rambut tergerainya dan merapatkan kancing baju tidurnya yang sempat terbuka beberapa, Jisoo memutuskan untuk keluar kamar demi memenuhi haus dahaganya. Rasa penasaran akan keberadaan Lisa mendorongnya untuk beralih dari dapur ke teras depan, firasatnya benar bahwa Lisa tengah duduk sendirian di sana. Dengan wajah terbenam di antara kedua kakinya yang tertekuk, Jisoo baru sadar kalau Lisa menangis ketika dirinya melihat bahu Lisa bergetar disertai suara isakan samar.

Entah apa penyebabnya, namun Jisoo memang telah menaruh rasa curiga saat Lisa mencoba menjalani hari-hari seperti biasa dengan sorot mata yang layunya luar biasa. Dia mencoba tersenyum dan beradu ejekan dengan Jimmy, mengeluarkan banyak kalimat pedas dan mengolok-olok bahan nistaannya seperti biasa. Tapi di beberapa kesempatan, Lisa malah membiarkan raganya terdiam sementara jiwanya melayang entah kemana—pikirannya tertuju ke sesuatu yang jelas tidak ada di sana. Di tempat mereka sedang berada.

KKN [ bp × boys ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang