Sebelum baca vote dulu yaUdah?
Oke makasih 😘
Enjoy!
Cahaya matahari mulai mengintip dari balik tirai di kamar bernuansa pastel itu, menyapa lembut wajah tampan yang tengah tertidur pulas meski kini matahari telah sepenuhnya menampakkan dirinya.
Hari ini hari sabtu, iya hari libur, jadi wajar saja kalau bangun agak siang. Sungguh sabtu adalah hari kane banget valid no debat no kecot!.
Begitu juga dengan cowok tampan satu ini, siapa lagi kalau bukan Agha. Ia masih tertidur lelap tanpa mengubah posisinya, sudah persis seperti mayat tak bergerak sedikitpun.
Ketika cahaya yang lembut berangsur menajam dan menusuk menyapa wajah Agha, ia menggerak-gerakkan bola matanya ingin membuka kelopak matanya yang masih terasa berat.
Ia mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk perlahan kedalam pandangannya. Agha mengerutkan keningnya ketika iris hazel itu melihat langit-langit yang berbeda dengan yang biasa ia tatap setiap pagi ketika bangun tidur di kamarnya.
Matanya melebar sempurna, dengan cepat ia bangkit dari tidurnya.
"Sshhh" ringisnya sambil memegangi kepalanya yang masih berdenyut.
Ia mengedarkan pandangannya melihat seisi kamar yang entah milik siapa, banyak barang-barang random dan lucu tertata rapi, buku-buku berjajar teratur di rak, seprai bermotif daisy menambah kesan girly di kamar yang kini ia tempati.
"Gue dimana nih" ucapnya sambil terus memandangi ruangan itu.
"Eh anjir! Baju gue? kenapa jadi gini?"
Ia terperanjat kaget melihat pakaiannya yang berubah menjadi piyama peach itu. Siapa yang berani menggantikan pakaian cowok itu? sialan. Awas saja!"Kenapa gak inget apa-apa sih!" ucapnya kesal sambil memegangi pangkal hidungnya.
Sungguh alkohol sialan itu membuatnya kesusahan mengingat apa yang terjadi padanya hingga ia bisa berakhir di tempat ini.
Tak lama, Agha beranjak dari kasur empuk itu, ia berjalan menyusuri setiap sudut ruangan dengan perasaan yang mengganjal, ia terus berusaha mengingat apa yang terjadi.
Tatapannya menajam ketika ia melihat bingkai dengan foto seorang gadis yang sungguh ia benci. Aleeta?
Shit!
Seketika kejadian tadi malam berputar memenuhi ingatan yang tengah berusaha diisi olehnya. Agha mengusap wajahnya kasar.
"Jadi gue di kamar cewek sialan itu? gosh!" ia menyugar rambutnya kasar.
Entah apa yang harus ia lakukan, sungguh malu bukan main ketika ia ingat kebodohannya menabrak pagar yang ternyata adalah pagar rumah Aleeta.
Tak mau berlama-lama di sana ia segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Ketika pintu terbuka ia berjengit kaget ketika ada seseorang dibalik daun pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHATA
Teen FictionKalian tau karang di laut? Sekeras apa pun batu itu, pasti akan rapuh juga jika ditetesi air terus menerus. Bagaimana jika hal itu terjadi pada hati? Sebuah hati yang keras dan dingin bagai karang, perlahan-lahan melebur dan luluh oleh sentuhan air...