Siang ini, suasana kantin begitu ramai. Seperti biasanya, 4 serangkai tengah mojok di bangku sudut kantin.
Agha mengaduk-aduk mie ayam yang masih utuh dihadapannya, entah mengapa ia tak berniat memakannya dan malah hanya memainkannya.
Ia mengedarkan pandangannya, sudah seharian ini ia tak melihat gadis itu, Aleeta. Iya, entah mengapa mereka jadi 'agak' dekat sekarang, sejak kejadian lempar coklat itu, mungkin?
Namun Agha sendiri belum bisa memastikan perasaannya, ia masih bingung. Apakaah perkataan Gema benar atau hanya Agha yang melebih-lebihkan rasa dalam benaknya.
"Kenapa lo nggak pacaran lagi Gem?" tanya Geno sambil mengunyah bakso di mulutnya.
"Selain dosa, kayaknya gue gaada waktu buat pacaran deh." jawab Gema watados.
"Anjirt! pengen gue kunyah juga tuh mulut!" teriak Geno.
"HEH! sembarangan lo mau cipok gue?!" Gema mendelik.
"DIH! NAJES AMPE UBUN-UBUN! Mending gue cipokan sama wedus daripada sama lo!" suara Geno begitu menggelegar.
"Loh? emang kodratnya kan? wedus cipokannya sama wedus bukan cipokan sama manusia!" jawab Gema membuat Geno menatapnya nyalang.
"Gustii!!! Lo berdua kalo nggak ribut sehari aja bisa gak sih!" ucap Hans frustasi.
"Yaa dia lecehin gue Hans! Masa mau cipokan sama gue! Otak sempak dia tuh!" ucap Gema dramatis sambil menunjuk-nunjuk Geno yang melongo.
"Dih! otak lo tuh selangkangan mulu!" jawab Geno membuat Hans mengacak rambutnya frustasi.
"Ya jelass!! Kalo otak gue isinya Aleeta itu mah bukan otak gue, tapi otaknya Agha!" ucap Gema membuat mereka terkekeh, kecuali Agha.
"Bedebah lu pada!" ucap Agha, ia hanya menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya yang heboh. Tapi apa ada benarnya perkataan Gema barusan? ah sudahlah kenapa dipikirkan.
Hebat sekali tawa mereka hingga membuat seluruh pandangan penghuni kantin tertarik kearah mereka. Memang tawanya orang goodloking mah beda.
"Eh! Tapi Gha, lo beneran kemarin kasih dia coklat?" ucap Hans membuat tawa mereka memudar.
"Hmm"
"Hah yang bener? kok gue gak tahu?" cengo Geno.
"Kudet makanya lu jangan molor mulu!" Gema menoyor dahi Geno membuatnya sedikit terjengkang.
"Anjirr! hampir aja gue tikusruk!!" umpatan Geno membuat mereka kembali terkekeh, hm moodboster.
"Ngapain ngasih coklat? lo suka beneran sama Aleeta?" cerocos Gema.
"Nggak! gue cuma nggak enak aja sama dia, gue cuma mau minta maaf aja." jawab Agha seadanya. Akhirnya cowok itu memakan mie ayamnya yang sedari tadi hanya ia mainkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHATA
Teen FictionKalian tau karang di laut? Sekeras apa pun batu itu, pasti akan rapuh juga jika ditetesi air terus menerus. Bagaimana jika hal itu terjadi pada hati? Sebuah hati yang keras dan dingin bagai karang, perlahan-lahan melebur dan luluh oleh sentuhan air...