Happy Reading
Jangan lupa vote dulu✨"Pegangan!"
"E-eem." Aleeta terdiam duduk diatas motor Agha dengan canggung.
Agha yang menyadari pinggangnya masih kosong pun berdecak. Ia menarik kedua lengan Aleeta dan melingkarkannya di pinggangnya.
"Pegangan atau gue nggak jalan dan kita telat."
"I-iya..iya!" Aleeta pun mengeratkan pelukannya membuat Agha tersenyum tipis, sangat tipis.
Mereka berangkat bersama pagi ini. Setelah canggungnya menyadari mereka tidur seranjang, Aleeta ditambah dongkol karena Agha tak mengingat apapun yang terjadi semalam.
Motor hitam itu melesat dijalanan. Sesekali Aleeta merapatkan pelukannya karena kebrutalan Agha saat membawa motor itu. Memangnya dia kucing? punya nyawa banyak?
"Agha, lo beneran nggak inget apa-apa?" Aleeta sedikit berteriak.
"Enggak!" Agha menyahut tanpa menoleh,fokus pada jalanan.
Aleeta menghela nafas panjang. Bisa-bisanya Agha melupakan hal yang berarti baginya. Hal yang mungkin akan menuntaskan perjuangan dan penantiannya.
Tidak ada yang membuka suara lagi, mereka fokus dengan pikiran masing-masing.
Tak lama motor hitam Agha memasuki gerbang. Tak luput dari setiap sorot mata yang memandangi pemandangan langka itu. Seorang mostwanted berangkat bersama Aleeta? Bahkan gadis itu memeluknya dengan erat.
"SELAMAT PAGI DUNIA TIPU-TIPU." Geno berteriak. heboh di parkiran seusai melepas helm fullfacenya. Pria itu baru saja sampai.
"Muka lo noh, tipu-tipu." Hans memutar bola matanya malas. Pria itu memainkan kontak motornya sambil duduk diatas motor merah itu.
"Dih sensi banget bang Hans? Nape lu?"
"Jomblo karatan jadinya gitu, biasalah Gen." Kini Gema membuka suara membuat keduanya terkekeh. Tidak dengan Hans, pria itu sudah menunjukkan tanduk di kepalanya.
"Iyadeh yang ceweknya banyak!! Buaya lo semua JIJIK gue!!"
"Dih ngambek hahaha~"
"Yaelah pundungannn!!!!"
Mereka terkekeh dengan Hans memiting kepala Geno membuat Gema terpingkal-pingkal.
Tawa mereka terhenti ketika melihat motor Agha mulai mendekat. Dan anehnya ada gadis menempel di punggungnya. Canda menempel.
"Eh buset si Agha bawa kodam yak? Apaan tuh nemplok di punggung?" Geno dengan kepala terjepit lengan Hans berucap dengan susah payah.
"Dih kodam ndasmu!! Itu Aleeta cok!" Gema ngegass.
Hans melepaskan pitingannya di kepala Geno. "Lah? tumben banget berangkat berdua?"
"Tau tuh! Biasanya baru dideketin aja udah mencak-mencak." Gema membalas.
Tak lama motor Agha terparkir indah didekat mereka. Geno pun berdiri dan berjalan pecicilan menyambut Aleeta dan Agha yang masih sibuk membuka helm.
"Widiiihh!!! Couple of the year!!" Ucapnya.
"Apasih lo!" balas Agha sambil menendang tulang kering Geno membuatnya meringis kesakitan.
"Awwhh!! Auuuh!! ssshh aah!" Geno mengusap-usap tulang keringnya.
"DIH JIJIK BANGET KOTOR TELINGA GUE JANC*K!" Gema berteriak heboh mendengar rintihan Geno yang menyerupai desahan itu.
Mereka pun tergelak keras. Lain halnya dengan Aleeta yang sedari tadi kesusahan membuka helmnya. Pengaitnya entah kenapa begitu susah terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHATA
Teen FictionKalian tau karang di laut? Sekeras apa pun batu itu, pasti akan rapuh juga jika ditetesi air terus menerus. Bagaimana jika hal itu terjadi pada hati? Sebuah hati yang keras dan dingin bagai karang, perlahan-lahan melebur dan luluh oleh sentuhan air...