Piridinggg!!!
"Ahh!!"
"DIKIT LAGI!!"
"Tahannn!!"
"SSH BANGSAT!"
"AAHH BENTAR LAGI!!"
"Nggak!! Jangan gerak!"
"Sshhh! AAAAAHK!!"
"FUCK THIS GAME!"
Praangg..
Agha membanting stick PlayStation itu. Sedari tadi ia memainkan game di kamarnya. Berharap penat dan sterssnya menghilang, eh malah dia dibuat tambah stress oleh game sialan itu.
Agha menyandarkan tubuhnya di ranjang, ia memijat pelipisnya sambil memejamkan kedua mata dengan bulu mata lentik itu.
Pikirannya kembali memutar kejadian tadi siang, dimana ia meninggalkan Aleeta. Entah mengapa gadis itu memenuhi pikirannya sekarang.
Agha merasa sedikit janggal dengan perasaannya sendiri. Aneh, kenapa dia jadi merasa bersalah pada gadis itu? Ah sudahlah, mungkin karena Agha kelelahan, jadi overthinking seperti ini.
Dengan santai ia merebahkan tubuhnya di kasur, ia memejamkan matanya berharap dapat istirahat dalam posisinya. Namun nihil, entah mengapa degup jantungnya malah lebih cepat dari biasanya.
"AARRRGGGHHHH!" Teriaknya sambil mengacak-acak rambutnya kasar.
Dengan gusar ia menyambar jaket hitamnya, lalu ia ambil kontak motor di atas nakas tak jauh darinya.
Ia berjalan dengan langkah lebar menuju parkiran dimana motornya berada. Kebetulan ia sedang berada di rumah sendirian, karena Bunda Tessa harus menetap di Bali selama satu bulan dikarenakan urusan pekerjaannya.
Tak lama kemudian, motor hitam doff itu melesat kencang membelah jalanan yang ramai. Ia melajukan motornya tanpa arah, Agha sendiri pun bingung hendak pergi kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHATA
Teen FictionKalian tau karang di laut? Sekeras apa pun batu itu, pasti akan rapuh juga jika ditetesi air terus menerus. Bagaimana jika hal itu terjadi pada hati? Sebuah hati yang keras dan dingin bagai karang, perlahan-lahan melebur dan luluh oleh sentuhan air...