50| 💍

2.2K 149 22
                                    










Kadang, karma punya cara yang lucu untuk mempermainkan hidup seseorang.

Yena tahu dirinya pernah melakukan kesalahan yang besar, dulu.

Sesuatu yang entah kalian ingin percaya atau tidak tapi yang jelas Yena sering menyesalinya hingga saat ini.

Jika di dunia ini memang ada yang namanya time turner seperti yang dimiliki Hermione Granger, dia rela menukarkan apa saja untuk melompat ke beberapa tahun lalu ketika semuanya masih terasa baik-baik saja.

But, what is done is done.

Ini bukanlah dunia sihir dimana masalah terselesaikan hanya dengan mengayunkan tongkat sambil membaca mantera Oculus Reparo dan semuanya beres.

Lucu memang. Di saat semuanya terasa membaik, masalah baru muncul dengan jahat. Sekarang Yena tidak tahu harus mempercayai siapa.

Kalimat Karina terus-terusan menggema di otaknya, meraung keras hingga membuat akalnya tidak berfungsi sama sekali.

Wanita itu termenung, duduk melamun di sebuah halte pemberhentian bus dekat rumah sakit. Sudah satu jam ia bergeming di situ. Sampai-sampai beberapa orang menatapnya dengan aneh.

Pikirannya masih terdistrak pada berbagai macam pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang membuat kepalanya benar-benar pening.

Apakah ucapan Karina benar?

Apa Mark memang sebrengsek itu di sana?

Yena meremat ujung gaun yang ia pakai.

Bahkan hewan tidak akan serendah itu dalam memperlakukan wanita.

Ia tidak bisa membayangkan jika Mark benar-benar menghamili banyak gadis dan menyuruh mereka untuk menggugurkan kandungannya demi ego semata.

Memikirkan itu saja membuat Yena merasa was was. Untuk pertama kali ia takut terhadap sahabatnya. Ia seperti monster.


Saat asyik melamun, seseorang mengagetkannya dari belakang.

"Ngelamun aja! Kenapa sih?? Kangen ya??"

Jantung Yena hampir jatuh saat tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.

Suara itu....

Secara refleks, ia langsung berdiri dan mendorong pria itu dengan kasar. Bahkan beberapa orang sempat menoleh bingung ke arahnya.

"Hei hei, it's me. Masa gak kenal sih sama suaraku?" Pria itu berusaha mendekat dan memegang tangan Yena sebelum ditepis oleh si empu.

Tentu saja Mark semakin dibuat bingung. Ia baru pulang dari kantor dan tidak sengaja melihatnya duduk di halte.

Niatnya adalah mengagetkan wanita itu, tapi reaksi yang ia peroleh sungguh jauh dari harapan.

"Yen? What's going on?"

Yena segera menarik napas setelah berhasil mengontrol diri. Wanita itu mencoba tersenyum kaku, meski dalam hati ia masih takut terhadap pria di hadapannya.

"M-maaf...aku kaget. Aku gak tau kalau itu kamu. Ak-aku kira tadi orang asing..."

Sebuah senyum terbentuk. "Masa ganteng gini dibilang orang asing?"

"Let me hug you, duckie! I miss you so bad, hmm...dari tadi aku telpon nggak diangkat-angkat. Aku kira kamu kenapa-napa...." gumam Mark parau. Ia merengkuh tubuh Yena ke dalam pelukan lalu mengecup lembut puncak rambutnya. Menghirup aroma samponya dalam, tidak peduli jika ini masih di tempat umum.

Paper Rings| Mark Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang