11| 💍

3.1K 240 10
                                    

🌺Vote and comment will be greatly appreciated... 🌺










1 bulan kemudian....

Mark memandang layar ponselnya sendu.

Setelah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya hari ini, ia memutuskan untuk duduk di sebuah kursi kayu yang terletak di sekitar sebuah kolam.

Kolam bercat putih pemisah antara bangunan dengan jalanan yang menuju Hoover Tower.

Jika gadis itu ada di sini, Mark yakin, ia akan mengamuk untuk meminta jasa fotonya sebagai bahan postingan instagram.

Atau jika tidak, ia pasti akan memintanya untuk menemaninya berkunjung di galeri seni pada selang waktu istirahat.

Sekarang dia lagi ngapain ya??

"Hei bro, melamun saja! Ada apa? Sepertinya kau terlihat murung..."

Saat asyik menatap roomchat-nya yang bertanda abu-abu, Mark dikagetkan oleh kehadiran seorang senior dari fakultas teknik.

Namanya Johnny. Mark mengenalnya ketika tidak sengaja menabraknya di depan memorial chruch, ketika terburu-buru untuk mengikuti kelas anatomi.

Alhasil ia menabrak laki-laki itu dan membuat seluruh barangnya berantakan. Dan entah bagaimana mereka jadi dekat.

"Hari yang buruk..." balas Mark.

"Kenapa? Ada yang mengganggumu?"

Mark membuang nafas, lalu kembali memandang layar ponselnya sedih. Itu dia permasalahannya.

Sejak ia sampai ke Amerika, gadis itu sama sekali belum menanyakan kabar atau sekedar membalas pesan.

"Hanya masalah pribadi. Ada seorang teman yang sulit sekali dihubungi setelah aku sampai di sini."

"Teman?"

Mark mengangguk. "Iya. Pesannya terkirim. Tapi dia belum membalasnya."

"Kau sudah pakai cara lain?"

"Aku sudah mencoba menghubunginya lewat email dan dirrect message, tapi tetap saja sama....."

Johnny memposisikan tubuhnya lebih dekat. Laki-laki berpostur tinggi itu mengintip sedikit percakapan Mark yang ada di sana, meski sebenarnya ia tidak tahu apa artinya.

"Temanmu laki-laki?"

"Bukan, dia perempuan....."

"Really?" Alis Johnny tertukik. "Your girlfriend?"

"Of course no. She just a friend. Not girlfriend."

Johnnya terkekeh renyah.

"Iya kan, aku benar..... Your Girl-friend. Teman perempuanmu. Apa aku salah?"

Benar juga.

"Terserah deh..." balas Mark jengkel. Tapi setengah hatinya jadi terganggu karena lawakan yang tidak lucu itu.

Yena kan teman perempuannya. Tau ah. Tapi kan dia bukan pacar Mark.

"Jadi dirimu galau karena dia?"

Mark tidak menjawab. Kali ini ia benar-benar bingung.

Yena benar-benar tidak membalas pesannya. Padahal ia sudah mencoba menghubunginya sejak hari pertama dia sampai.

Paper Rings| Mark Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang