1|💍

6.6K 329 13
                                    

🌺Vote and comment will be greatly appreciated...🌺






















Ciiiiiiiittt

Brakkkkkk

"Awwww!"

Pertikaian di dalam mobil itu seketika berhenti ketika mobil yang dikendarai Mark menabrak batas jalan.

Yena yang tadinya sibuk mengumpat, jadi terdiam sembari mengelus kepalanya yang terbentur dashbor secara tidak mulus.

"Ngebadut banget sih, Mark! Gimana sih nyetirnya?"

Mark ikut merintih. "Kok gue sih? Lo yang ganggu gue nyetir." Pandangannya melotot pada seorang korban yang terduduk di trotoar.

"Gue nggak bakal ganggu kalau lo nya nggak iseng duluan ya!"

"Ya terus gimana? Kita udah nabrak orang anjir..."

"Gimananya yang gimana? Ya tanggung jawab lah!" Yena merotasikan mata dan hendak membuka pintu, sebelum tangan Mark menahan pergerakannya.

"Lo gila? Lo mau dicakar sama emak-emak? Kita kabur aja lah...lagian nggak ada orang yang lihat..."

Yena menghembuskan nafas jengah. Ya beginilah Mark. Terkadang sangat menyebalkan dan tidak bertanggung jawab.

"Lo yang gila! Kalau dia kenapa-napa gimana? Gue nggak mau ya masuk kantor polisi gara-gara elo."

"Yen, Yen, Yen, sumpah deh, lagian kita kan cuma nabrak trotoar...."

"Tapi dia kaget Mark! Lo tiba-tiba banting setir ke kiri. Udah lah, gue mau turun..."

"Aduh.....ibu..."

"Ibu nggak papa kan?" Buru-buru Yena menghampiri si korban dengan panik.

"Nggak papa gimana sih, Dek? Adek nggak punya mata? Punya otak kok gak dipakai. Jelas-jelas saya jatuh nih. Kalau nggak bisa nyetir tuh nggak usah nyetir. Dasar ya..."

Mampus kan.

Malah dia yang kena omel.

"Maaf Bu...t-temen saya emang suka meleng. Tapi dia nggak sengaja kok."

Kali ini Yena berbalik dan mengetuk kaca bagian pengemudi dengan keras, menyuruh Mark untuk ikut tanggung jawab.

Bisa-bisanya dia duduk santai di dalam seperti boneka pam-pam.

"Keluar nggak lo!"

"Apa sih, Yen? Gue ngeri..."

"Ngeri kenapa?"

"Ngeri dicakar..."

Wajah Yena seketika mendatar. Benarkah Mark ini laki-laki?

"Whatever. Pokoknya lo harus minta maaf. Gue nih yang jadi sasaran."

"Yen Yen Yen...plis deh...lo aja. Kalian kan sesama wanita, pasti punya intuisi yang sama."

"Sesama wanita kepala lo dua! Udah deh sini!"

"Yen--"

"Cepetan!!!"

Tanpa babibu, Yena segera menarik kerah kaos Mark untuk keluar. Dengan brutal, ia mendorong Mark ke arah ibu-ibu tadi.

"Buruan, minta maaf!" bisiknya tak sabar.

"Gimana?"

"Ya minta maaf! Lo ini umur berapa sih?"

Paper Rings| Mark Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang