Paper Rings| Mark Lee ✔

35| 💍

🌺Vote and comment will be greatly appreciated... 🌺

Dua puluh menit telah berlalu, dan Mark masih saja duduk di lobi sebuah perusahaan asuransi yang ada di kotanya.

Setelah mengantar Letta pulang, otaknya terus-terusan dipenuhi oleh jawaban Jevin yang menggema hebat.

Jujur, ia terusik karena hal itu. Ia tidak suka jika Jevin berniat untuk mendekati Yena.

Entah apapun alasannya, pokoknya dia tidak suka. Pokoknya tidak suka.

Kan pria yang boleh mendekati Yena hanya dirinya saja.

"Aishhh....gue kenapa sih?" monolognya heran.

Mark menjambak rambutnya frustasi. Sejak kepulangannya dari California, kalau diingat-ingat, pikirannya memang selalu terdistrak oleh keberadaan Yena. Wanita itu selalu memenuhi otaknya setiap saat.

Sial! Apartemen mereka sebelahan lagi!

Kalau nanti Jevin datang ke apartemen Yena gimana?

Kalau nanti ada apa-apa gimana?

Mark mendengus. Pria itu kembali menampar pipinya sendiri. "Aishhh...!!!!Sadar, Markkk!! Lo kenapa?!"

Cemburu?

Saat pikiran itu terlintas, Mark tertawa keras layaknya orang gila.

"Haha...nggak mungkin..."

"Nggak mungkin lah! Ya kali gue cemburu...(?)"

"Ke Yena...(?)"

"Kan gue udah ngelupain itu tujuh tahun yang lalu...."

"Nggak mungkin..."

1

2

3

4

"T-tapi..."

"Arghhhh...."

Pada akhirnya, Mark kembali menampar pipinya sendiri. Persis seperti pasien rumah sakit jiwa yang kabur dari pengawasan. Bahkan, saking asyik dengan dunianya sendiri, ia hampir tidak sadar jika seseorang sedang mengawasinya dengan raut menghujat.

"Lo lagi ngapain sih?"

Kepala Mark segera terangkat. Setelah mendapati orang yang ia tunggu ada di depannya, pria itu berdiri dan terkekeh garing.

"Ah...haha...udah pulang?" tanyanya canggung.

Di sisi lain, yang diajak bicara malah membuang muka ke arah lain, seakan bosan melihat wajah Mark.

"Ada perlu apa ke sini?" tanya Haevan dingin.

Mark merapatkan bibir gelisah, lalu menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.