5| 💍

3.8K 230 8
                                    

🌺Vote and comment will be greatly appreciated... 🌺


















Dentuman musik DJ berpadu dengan sorot lampu disko, membuat seluruh orang di sana kehilangan akal, menggerakkan tubuh kian kemari, seakan lupa jika masih ada hari esok untuk hidup.

Telinga Yena nyaris tuli karena suara itu.

Di depannya sudah ada Jeno yang tergelak lepas mengikuti irama musik.

"Capek nggak???" teriaknya agar tidak teredam.

"Apa???"

"Capek nggak?? Mau istirahat??"

Yena menggeleng cepat. "Enggak enggak...lanjutin aja..."

Walau agak kikuk, gadis itu tetap menghentakan tubuh.

"Rame banget. Ini beneran satu angkatan??"

Jeno mendekatkan telinga sambil terengah.

"Iya. Semuanya ikut. Wajar mumpung udah lulus."

Suasana semakin riuh. Bahkan tubuh Yena terdorong-dorong karena desakan dari siswa lain.

Tentu saja Yena risih. Tapi Jeno berhasil menahannya agar tidak jatuh.

"Ah...sorry..." ujar Jeno ketika tak sengaja menyentuh tubuh Yena yang dibalas Yena dengan senyuman kikuk.

Entah kenapa ia merasa canggung. Sifat Jeno sangat berbeda dengan sifat Mark. Dia cowok yang teratur dan agak....kaku.

"Temen lo nafsuan juga ya...wkwk..." Saat asyik melamun, tiba-tiba Jeno menunjuk ke suatu arah dengan dagunya.

"Sempat-sempatnya mereka ciuman di suasana kayak gini..."




Gerakan tubuh Yena perlahan melambat. Sekarang fokusnya bukan lagi ke musik, melainkan ke arah pukul empat berada.

Mark dan Mina sedang asyik berciuman panas sebelum tertawa lepas dan kembali berdansa.

Mereka....

"Kenapa?"

"Capek?"

Yena mengerjap.

"Hah? Ah...enggak enggak...hehe...ayo lanjut..." Dengan pandangan tidak fokus gadis itu kembali berdansa. Tapi matanya masih terusik memandangi Mark.

Sialnya, mata mereka malah tak sengaja bertemu.

Cowok itu melambai kecil dan tersenyum lebar. Terlihat sekali ia menikmati pesta, dengan tangan setia memegang pinggang si gadis tentunya.

"Jen, g-gue haus. Istirahat dulu ya?"

"Lo haus?"

"Oke oke...kita cari minum..."

Keduanya menyingkir ke pinggir hall.

Jeno langsung mencari minum, sementara Yena memilih duduk sambil mengurut kecil kakinya yang sakit karena high heels.

Paper Rings| Mark Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang