28| 💍

2.3K 211 17
                                    

🌺Vote and comment will be greatly appreciated... 🌺




































"Sayang,makan nasi ya, biar Mama yang ambilin?"

Setelah menghabiskan waktu membuat istana pasir bersama Mark, anak itu tampak kelelahan.

"Pakai udang?" Yena mengangkat kotak bekal warna biru yang ada di ujung.

"Pakaiiiii. Sama nugget ayam," ujar anak itu menunjuk. Tampaknya ia kelaparan.

Setelah menyodorkan bekal itu, mata Yena beralih pada Mark yang sudah memakai kaos. Warna hitam itu selalu cocok di tubuhnya.

"Kamu...juga diambilin apa mau ambil sendiri?" tanya Yena canggung.

Mark mengerjap sesaat lantas bersila di tikar samping Yena. "Samain aja kayak Letta..." ucap pria itu singkat.

Setelah kembali dari pesisir, ia jadi tampak lebih diam seperti ada yang menggangu pikirannya.

"Kamu sakit?" Akhirnya Yena tak tahan untuk bertanya. Ia kenal Mark. Dari dulu, jika ada yang tidak beres, lelaki itu akan lebih banyak diam.

"Enggak...., Kenapa?"

"Wajah kamu agak pucat...masuk angin, mungkin(?)"

Pria itu tersenyum, lantas menerima bekal dari Yena. "Gak papa, cuma kecapean doang. Kerjaan di rumah sakit lagi numpuk..." ucapnya beralibi. Tentu saja bukan itu yang menjadi sumber pikirannya saat ini, ya walaupun itu juga termasuk.

Mendengar keluhan dari Mark, Yena menghela nafas kesal. "Kalau lagi capek, kenapa ngajak Letta ke pantai segala sih? Kan mending istirahat di rumah!"

"Dih, ngatur...suka-suka aku dong. Lagian bosan di rumah terus."

Yena menggeleng kecil. Kini pandangannya jadi cemas-cemas khawatir. Sejak dulu, Mark kalau sakit selalu tidak bisa menjaga diri.

"Sebelum ke sini tadi...kamu udah kasih tahu Karina, kan(?) Maksud aku...dia udah tahu(?)"

Mark berhenti dari kegiatannya, ada raut aneh di wajah pria itu selama beberapa saat, tapi sedetik kemudian ia berhasil mengubahnya.

"Udah kok. Kenapa...?"

Yena tersenyum simpul. "Ya udah kalau udah izin....gak enak aja kalau belum," ucapnya getir. Ia tidak ingin menjadi perusak hubungan orang.

"Oh ya, setelah ini kita balik?"

Mark mengeluh. "Kok balik? Peresmiannya kan belum dimulai. Tuh orang-orang aja malah baru datang. Masa pulang?"

Kepala Yena memutar ke segala arah. Dari pengamatannya, pantai memang jadi lebih ramai dari tadi pagi.

"Peresmian apa?"

"Ada patung naga yang mau diresmiin nanti sore. Aku ngajak kalian ke sini buat tuh lihat itu. Letta pasti seneng... Ada pesta kembang apinya juga."

Karena tidak punya pilihan, Yena akhirnya menurut. Tidak ada gunanya menolak mengingat sikap keras kepala Mark.

"Setelah ini kita ke toko oleh-oleh, mau gak? Banyak suvenir yang bisa dibeli di sana..." ajak Mark setelah menyelesaikan makan siangnya.

Piringnya tampak bersih. Sepertinya ia menyukai oseng ayam buatan Yena.

"Kamu aja deh...aku di sini nunggu barang-barang."

Paper Rings| Mark Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang