6| 💍

4.1K 217 20
                                    

🌺Vote and comment will be greatly appreciated...🌺

Dari chapter sebelumnya udah tahu kan part ini bakal ada apa?

Warning aja ya! Kalau belum cukup umur lebih baik skip. Aku berusaha banget supaya nggak terlalu vulgar. Kalau nanti banyak yang komplain, aku bakal hapus bagian belakangnya.

--------Batas suci---------





























Yena mengusap wajahnya di depan wastafel. Ternyata, pertengkarannya dengan Mark berdampak hebat pada hatinya.

Tiba-tiba ia kesal tidak jelas. Rasanya ia ingin mengutuk cowok itu untuk hilang dari dunia.

"Yen...inget...dia itu Mark! Temen lo sendiri!"

"Nggak mungkin lo suka sama dia."

"Lagian...apa sih yang lo suka dari Mark?"

"Apanya???"

"Emang dia ganteng??"

Yena meringis pelan lalu mencebikan bibir sebal.

"Sial. Emang ganteng...gimana dong????"

Sekarang gadis itu bermonolog ria di depan cermin. Memandang pantulan wajahnya yang sedikit sembab karena menangis.

"Emang gue jelek banget, ya?"

"OOTD gue gak bagus?"

Bibir gadis itu tertekuk ke bawah sebelum melihat jam pada ponselnya.

Sekarang sudah pukul setengah sepuluh.

Sepertinya ia akan pulang lebih awal dari rencana.

Mood-nya benar-benar hancur karena Mark.

Setelah mengemasi barang-barangnya, Yena melangkah keluar dari toilet. Menyusuri koridor kamar yang menghubungkan hall utama dengan kolam renang.

Sepi. Seperti kondisi hatinya.

Sial.

Kenapa dia menjadi sadgirl seperti ini sih??

Saat ia ingin berbelok menuju lift, ia dikejutkan oleh kemunculan Mark yang berjalan sempoyongan ke arahnya.

"Mark??"

"Lo mabuk???"

Cowok itu bergumam tidak jelas, lalu tersenyum sayu menatapnya.

Dalam hitungan detik, Mark memeluknya tanpa aba-aba, membuat gadis itu hampir terjatuh karena menahan beban tubuh Mark yang cukup berat.

"Yena...hiks...jangan marah marah sama gue hiks...gue nggak suka..."

Dengan susah payah Yena menopang tubuh Mark. Bau alkohol menguar dari tubuh cowok itu.

"Mark! Udah gue bilang, jangan minum. Kenapa bandel banget sih...lo itu gak kuat minum..."

Mark menatapnya sayu.

Paper Rings| Mark Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang