🌿Sepeda Belum Lunas

785 51 10
                                    

AWAS TYPO BERTEBARAN



Eungghh

Aldrik perlahan membuka matanya. Dilihatnya dia dan anggota keluarga yang lain sedang tertidur diruang keluarga. Aldrik melihat Ayah dan Bundanya tidur sambil berpelukan di sofa, begitu juga dengan Mami Papi, Oma dan Opanya. Sedangkan Kakaknya tidur sangat damai dengan tangan yang saling betautan diatas perut. Sedangkan Mamas dan sepupunya tidur saling berpelukan. Aldrik yakin pasti setelah mereka bangun akan kaget.Dia pun melihat kesampingnya, Ara sedang dipeluk oleh Sakti.

"Ck, sembarangan nih orang. Maen peluk peluk." decak Aldrik sambil berusaha melepaskan Ara dari pelukan Sakti.

"Dek, bangun cepet. Kita ngerusuh yuk," ujar Aldrik sambil menepuk pipi Ara. Dasar si Aldrik, masih pagi udah ngajakin ngerusuh aja. Untung si Ara nya mau.

"Eunggh, jisung mau kemana? Jangan tinggalin aku sendiri,"

"Lah malah ngelindur nih bocah. Oi Ara bangun." Karna kesal Aldrik pun menjepet hidung Ara. Sehingga membuat Ara seperti ikan didaratan. Sedangkan sang pelaku hanya cekikikan. Ara yang kesulitan bernapas pun bangun dari tidurnya.
Dan menatap tajam Aldrik.

"Lo mau ngebunuh gue ya? Maen pencet hidung sembarangan." marah Ara

"Eheheh maaf lah,"

"Kita ngerusuh yuk, atau gak kabur dari ini mansion. Gimana?" lanjut Aldrik.

Ara yang mendengar itu pun berbinar "Wahh mau bang mau, kita pergi ke pasar yuk beli aneka kue, sama jajanan disana. Hayukk kita pergi, mumpung mereka masih tidur," Aldrik mengangguk. Sedikit info, Ara itu sangat suka makan makanan manis. Si kembar pun berjalan menuju kamarnya secara perlahan. Setelah sampai dikamar, mereka mencuci muka dan gosok gigi dahulu tapi tidak mandi. Mereka mengambil jaket, dompet, dan totebag untuk wadah jajanan mereka. Mereka pergi secara diam diam menggunakan sepeda. Mereka menggunakan sepeda berwarna ungu yang bisa berboncengan. Karna sudah pukul 07.00 semua maid dan bodyguard sudah bangun lalu menjalankan tugasnya masing-masing. Si kembar pergi kepasar melalui pagar belakang.

"Yess untung gak ketauan om black," girang Ara. Fyi, om black adalah sebutan sikembar kepada para bodyguard Ayahnya, kenapa? Ya karena mereka menggunakan pakaian serba hitam dan kacamata hitam.

"Ahahaha akhirnya gue bisa jajan ke pasar." sedikit cerita, si kembar itu selalu kabur ke pasar seminggu sekali. Dan itupun selalu ketahuan. Lalu berakhir mereka pulang dengan paksaan.

"Ayo dek cepet kita pergi kepasar, sebelum jajanannya abis," mereka pun segera pergi kepasar, dengan Aldrik yang menggoes dan Ara yang dibonceng.

"Bang cepetan elah, lelet banget. Keburu keabisan kuenya," gerutu Ara

"Sabar dong. Gak tau apa lu itu berat, maen suruh cepet-cepet aja. Turunin tuh berat badannya dulu,"

"Berarti lo ngomong seakan gue ini gendut gitu?" sinis Ara

"Itu tau," jawab Aldrik santai, tidak tau saja jika dia berbicara seperti itu akan membangunkan singa yang tertidur.

"Ihhhh lo itu ngeselinn bangettt. DASARR KEMBARAN LAKNATT," teriak Ara sambil menjambak rambut lebat Aldrik.

"Ehhh anjir sakit ni kepala gue. Astagfirullah dek lepasin didepan ada kubangan nih awwss lepasin oii," rintih Aldrik.

Meski kepalanya sakit, Aldrik tetap berusaha untuk menyeimbangkan sepedanya. Mana didepan ada kubangan. Kan gak elit banget seorang anak dari Hans Taylor jatuh dari sepeda awokawok.

TWINS  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang