AWAS TYPO BERTEBARAN!
......
Malam ini seluruh keluarga Taylor melakukan makan malam. Hans, Grace, sikembar, aldi, aldo, papi, mami, opa, oma, dan 2 kakak sepupunya. Mereka semua sudah duduk manis di kursi. Kecuali kakek, nenek, paman, bibi, dan satu sepupu, mereka semua berada diBandung.
"Bunda Adek mau telur baladonya," ujar Ara
"Abang juga," Grace pun mengambilkan telur balado untuk mereka berdua
"Emmm nyam nyam, sambel buatan oma emang selalu enak," puji Aldi
"Wihh iya dong, sambel buatan oma kan selalu enak, hahah." tawa oma
"Istrinya siapa dulu dong," kata opa Gino. Mari kita perkenalan dulu kawan.
Gino Taylor adalah seorang pengusaha yang sudah berjaya. Cabang perusahaannya pun sudah dimana-mana. Dia juga suami dari Ellen Taylor dan Daddy dari Hans dan Calvin. Dia sering opa oleh cucu cucunya.
Ellen Taylor dulunya adalah seorang chef terkenal, jadi wajar masakannya selalu enak, termasuk sambil terasi tadi. Dan sekarang mempunyai restoran terkenal yang sudah mempunyai cabang yang banyak. Dia adalah Mommy dari Hans dan Calvin sering dipanggil oma oleh cucu cucunya.
Calvin Taylor adalah kakak dari Hans. Calvin adalah seorang CEO diperusahaan yang dia bangun sendiri.
Elysia Taylor adalah istri dari Calvin Taylor. Elysia adalah seorang designer terkenal dan sekarang sudah mempunyai butik yang terkenal.
Sakti Putra Taylor adalah putra sulung dari Calvin dan Elysia. Sakti adalah seorang CEO muda yang berhasil mendirikan perusahaan sendiri. Dan dia juga kadang membantu diperusahaan opa dan papinya.
Galvian Putra Taylor adalah putra kedua dari Calvin dan Elysia. Sering dipanggil Vian. Vian masih SMA kelas XI. Dan sekarang dia akan pindah sekolah di sekolah yang sama dengan sikembar.
Setelah selesai makan malam, kini semuanya sedang berada di ruang keluarga. Ara yang kini sedang duduk dipangkuan sakti dan Aldrik yang sedang dipangkuan papinya. Sikembar, aldi dan aldo memanggil Calvin dan Elysia dengan sebutan mami dan papi.
"Adekk kok kamu gemesin banget sih?" tanya sakti gemas sambil menciumi pipi bakpao milik Ara.
"Iya dong. Ara itu udah cantik binti gemes dari lahir." pede Ara
"Dih pede," celetuk Aldrik
"Ihh orang kenyataan kok. Emangnya kayak abang. Udah pendek, cengeng, item, gak peka hidup lagi," cerca Ara
"Lo ngajak gelud ? Ayo sini maju gue jabanin." Ara pun turun dari pangkuan sakti dan berjalan ke arah kembaran lucknutnya yang sudah berdiri
"Ayo sini," tantang Ara yang sudah memasang kuda kuda
"Ayo" Aldrik menggulung lengan baju pendeknya sampai sesiku. Ada yang sadar?
Sikembar itu pun berjalan mendekat, semakin mendekat. Aldrik dan Aldara sudah mengangkat tangannya yang mengepal. Sedangkan keluarga yang lain sudah kalang kabut kalau mereka benar benar berteman eh salah bertengkar maksudnya.
"Ehh udah atuh jangan berantem kita bicarain semuanya secara kekeluargaan." canda Vian. Keluarga yang lain pun berusaha menghentikan aksi tersebut.
Tapi nampaknya kedua anak itu tak mendengarkan. Tangan mereka pun mulai melayang dengan cepat.
Kertas
Batu
Gunting
"YEAYY ADEKK MENANG" girang Ara yang berhasil mengalahkan Aldrik. Keluarga yang lain hanya melebarkan mulutnya. Mereka kira akan berantem beneran. Ehh ujungnya malah main batu kertas gunting. Mereka pun kembali duduk melakukan aktivitasnya masing masing.
"Lah kok gitu," sangkal aldrik
"Ya bisalah. Gue gunting lo kertas ya kalahlah lo," ujar Ara. Aldrik hanya mendengus. Si kembar pun kembali duduk dan memakan cemilan yang ada dimeja. Mereka semua memutuskan untuk menonton film aksi. Sampai mereka ketiduran di ruang keluarga.
Halo guys
Pendek ya partnyaNanti di part selanjutnya aku usahain biar panjang deh
Oiya aku mau kasih info kalau aku bakalan update seminggu 2 kali
Gimana?Yaudah deh jangan lupa vote and komen ya
Maafkaeun jika part bagian ini sedikit gaje
Bye👏
'Bobo is my life,' - Aldo
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS [END]
Genç Kurgu1 "Ayah lagi ngapain?" tanya Aldrik "Emang kamu gak liat Ayah lagi ngapain?" balas Hans "Tau.Ayah lagi minum," jawab Aldrik "itu tau," ujar Hans lalu dengan santainya dia kembali meminum air dingin yang ada pada botol. "Emm,tapi Ayah.Emangnya Ay...