29. Pengakuan Tanpa Sengaja

118 14 4
                                    

Rahasia kita berdua, terungkap tanpa sengaja.
Hanya karena panggilan sayangku kepadamu.

MINGGU KE-13 (tahun kedua)

Jumat Malam

💙

Pukul 8 kurang 8 menit. Mata kuliah pertama baru saja berakhir dan dosen mulai meninggalkan kelas. Beberapa mahasiswa bangkit dari kursi mereka untuk mengobrol di luar kelas atau duduk bergerombol di dalam kelas dengan teman-teman akrab. Wulan meraih ponselnya dari dalam tas dan mengecek pesan yang masuk. Ada sebuah pesan dari Ani.

[Ntar Yonas mau nraktir makan-makan ultah. Kalian pulang kuliah jam berapa?]

"Mas ...." bisik Wulan kepada Surya yang duduk di sebelahnya dan sedang berdiskusi dengan Adrian, Dea, Putra, dan Tina.

"Hmmm ...."

"Yonas katanya nanti mau nraktir makan ultah."

Surya menoleh, "Tapi nanti pulang kuliah kita mau bahas tugas kelompok."

"Iya. Makanya aku jawab nggak bisa ikut, ya."

Surya mengangguk, lalu kembali fokus dengan diskusinya. Wulan mengetik pesan di ponselnya dan mengirimkannya kepada Ani, kemudian menyimak pembicaraan teman-temannya tentang tema tugas kuliah sambil menggenggam ponselnya, menunggu jawaban dari Ani. Beberapa menit kemudian terdengar notifikasi pesan masuk di ponselnya yang segera dia buka.

"Mas ...." panggil Wulan lagi dengan tatapan tetap terarah di layar ponselnya.

"Iya, Nduk ...," jawab Surya pelan tanpa menoleh. Dia sedang fokus menuliskan beberapa pilihan tema yang disebutkan teman-temannya di bukunya.

"Katanya mau diundur besok aja biar kita ikut. Besok bisa, kan?" bisik Wulan sambil menoleh ke arah Surya.

"Iya, Sayang. Bisa...," jawab Surya spontan tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.

"Ok ... keee ...." sahut Wulan terbata ketika menyadari wajah teman-temannya yang terarah kepadanya dan kepada Surya dengan tatapan penuh tanya.

"Apaan sayang-sayang?" cetus Dea.

Surya refleks mengangkat wajahnya dan melihat pandangan teman-temannya sedang terarah kepadanya, kemudian menoleh ke arah Wulan yang nampak salah tingkah.

"Kalian pacaran?" tanya Adrian setengah tak percaya.

"Bukannya kamu udah ...." Tina menatap Surya dan tidak tahu bagaimana harus melanjutkan kalimatnya. Dia tahu persis bahwa Surya sudah bertunangan. Ditatapnya Wulan dengan tajam. Apakah Surya yang dimaksud oleh Wulan dalam curhatannya beberapa bulan yang lalu sebelum dia pindah dari kos?

Wulan memahami arti tatapan Tina, lalu mengangguk. Tina membelalakkan mata dengan ekspresi tidak senang karena menganggap Wulan bermain api dengan tunangan perempuan lain. Wulan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir agar Tina tidak mengumpat, atau mengomelinya, atau memarahinya. Tina langsung terdiam meskipun memendam sejuta kata dan tanya. Nanti ada saatnya dia bertanya kepada Wulan secara pribadi.

"Kalian beneran pacaran?" tanya Dea lagi.

Surya menatap Wulan meminta persetujuan. Wulan mengangguk.

"Iya," jawab Surya kalem.

"Haaaaa .... Sejak kapan?"

"Kok, bisa?"

"Masa, sih? Beneran?"

Berentetan pertanyaan dari teman-teman mereka hanya dijawab dengan senyuman oleh Wulan dan Surya. Tina hanya diam tak melontarkan satu pertanyaan pun karena menunggu Wulan siap menjelaskan kepadanya. Dari kelompok mereka hanya Tina yang sudah menikah, ketika liburan kuliah tempo hari. Dari kelompok mereka hanya Tina yang bertahan dalam hubungan jangka panjang dengan satu pasangan. Dia berpacaran selama 6 tahun sejak SMA, lalu bertunangan selama 1 tahun, kemudian menikah. Hanya Tina yang berempati terhadap perempuan yang menjadi tunangan Surya jika benar Wulan telah merebut atau diam-diam memacari Surya.

Cinta Tak Selalu Indah #3 (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang